Emas Menguat Didorong Ekspektasi Jeda Kenaikan Suku Bunga The Fed
Thursday, February 14, 2019       14:14 WIB

Ipotnews - Harga emas menguat, Kamis siang, karena data inflasi AS yang lembut mendorong ekspektasi The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga tahun ini, sementara investor terus mencermati perkembangan dalam perundingan perdagangan antara Washington-Beijing.
Harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD1.309,38 per ounce pada pukul 12.59 WIB, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Kamis (14/2). Emas berjangka Amerika Serikat turun 0,2 persen menjadi USD1.312,10 per ounce.
Harga konsumen AS tidak berubah untuk bulan ketiga berturut-turut pada Januari, mengarah pada kenaikan inflasi tahunan terkecil dalam dalam lebih dari satu setengah tahun, yang bisa memungkinkan Federal Reserve mempertahankan suku bunga stabil untuk sementara waktu.
"Jika kita melihat lebih luas, The Fed kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga di lingkungan di mana inflasi masih rendah," kata Ilya Spivak, analis DailyFX.
Ada  technical support  untuk emas di kisaran USD1.294-1.307, dia menambahkan.
Harga emas menyentuh level tertinggi lebih dari satu pekan USD1.318,12 per ounce, Rabu, tetapi mengupas kenaikan di akhir sesi karena apresiasi dolar.
Dolar mendapat dorongan dari penguatan yang berkelanjutan dalam inflasi inti Amerika. Dalam periode 12 bulan terakhir, apa yang disebut CPI inti naik 2,2 persen untuk bulan ketiga berturut-turut.
Harga emas melonjak hampir 13 persen sejak menyentuh posisi terendah lebih dari satu setengah tahun pada pertengahan Agustus, sebagian besar karena ekspektasi jeda kenaikan suku bunga dan kejatuhan pasar saham.
The Fed mempertahankan suku bunga stabil pada akhir Januari dan berjanji untuk "bersabar" dalam pergerakan suku bunga karena perlambatan yang akan datang dan latar belakang perdagangan yang tidak pasti.
Beberapa pejabat The Fed telah mengindikasikan mereka akan mendukung jeda kenaikan suku bunga untuk menilai dampaknya terhadap perekonomian.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi  opportunity cost  memegang emas yang tidak memberikan bunga dan cenderung membebani dolar.
Sementara itu, investor berharap ada terobosan dalam kebuntuan perdagangan antara Amerika Serikat-China, dan Presiden Donald Trump mengatakan perundingan tersebut "berjalan dengan sangat baik."
"Dolar yang kuat menekan harga emas dan aksi beli emas fisik juga terbatas," ujar Peter Fung, Kepala Transaksi Wing Fung Precious Metals, Hong Kong.
"Emas akan terikat pada kisaran level USD1.305-1.315 karena tidak memiliki arah sampai perundingan perdagangan berakhir."
Dengan emas yang tidak dapat menembus lebih tinggi lagi, arus keluar meningkat dalam kepemilikan SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia. Kepemilikan anjlok lebih dari tiga persen sepanjang bulan ini.
Logam lainnya, palladium naik 0,7 persen menjadi USD1.405 per ounce, platinum bertambah 0,1 persen menjadi USD784 per ounce, sedangkan perak menguat 0,5 persen menjadi USD15,64 per ounce. (ef)

Sumber : Admin