Eropa Pangkas Proyeksi Ekonomi, Wall Street Catat Penurunan Terdalam Lebih 2 Pekan
Friday, February 08, 2019       09:41 WIB

Ipotnews - Saham Amerika mencatat kerugian terbesar dalam lebih dari dua pekan, Kamis, setelah Eropa memangkas proyeksi pertumbuhan dan peringatan pada sengketa perdagangan AS-China mengirim Wall Street ke zona merah.
Indeks saham blue-chip Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,87 persen atau 220,77 poin menjadi 25.169,53, demikian laporan AFP dan CNBC , d New York, Kamis (7/2) atau Jumat (8/2) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 kehilangan 25,56 poin (0,94 persen), menjadi 2.706,05, sedangkan Indeks Komposit Nasdaq jatuh lebih dalam, tergelincir 86,93 poin atau sekitar 1,18 persen menjadi 7.288,35.
Dengan waktu tersisa tiga pekan dalam gencatan perdagangan antara Washington dan Beijing, Gedung Putih mengatakan masih ada "jarak yang cukup jauh" antara kedua pihak.
Bea masuk Amerika atas impor China senilai USD200 miliar akan meningkat tajam setelah 1 Maret, prospek yang sangat ditakuti oleh pasar.
Penasihat ekonomi Presiden Donald Trump, Larry Kudlow, mendorong kejatuhan lebih dalam dengan mengatakan kedua negara masih memiliki jalan panjang dalam perundingan. Saham kehilangan kekuatannya setelah Komisi Eropa memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi 2019.
Dan Trump--yang pekan lalu mengumumkan bahwa dia memperkirakan bisa menyegel kesepakatan akhir dalam perdagangan pada pertemuan dengan timpalannya dari China, Xi Jinping--Kamis, mengatakan pertemuan tersebut tidak akan terjadi sebelum tarif dinaikkan.
Pernyataan Trump menambahkan "bahan bakar ke api," ujar William Lynch, analis Hinsdale Associates, mencatat bahwa keuntungan perusahaan tidak banyak memberikan bantuan.
"Kita masih memiliki musim pendapatan dan beberapa laporan yang saya lihat sebelumnya pada hari ini tidak begitu baik, karena sebagian besar gagal melampaui proyeksi pendapatan," katanya.
Perusahaan melaporkan pertumbuhan pendapatan yang solid untuk kuartal keempat dengan laba menunjukkan kenaikan 14,1 persen pada basis year-over-year, menurut FactSet.
Namun, pandangan yang menyertai laporan laba tersebut tidak semarak. Karena proyeksi yang buruk itu, pendapatan untuk kuartal pertama 2019 diperkirakan merosot lebih dari satu persen, menurut FactSet, penurunan pendapatan year-over-year pertama dalam lebih dari dua tahun.
"Pasar memperhitungkan penurunan pada kuartal pertama, tetapi mereka memperhitungkan kuartal pertama dan kedua tetap positif," ungkap Andrew Slimmon, Managing Director Morgan Stanley Investment Management.
"Risikonya adalah Q2 tergelincir ke titik nol dan sekarang kita berbicara tentang pertumbuhan laba negatif dua kuartal berturut-turut, yang secara teknikal merupakan resesi pendapatan."
Saham Twitter anjlok 9,8 persen setelah laporan kuartalan menunjukkan basis pengguna global mengalami penyusutan.
Tetapi saham SunTrust melonjak 10 persen dan BB&T naik 3,9 persen setelah bank berukuran sedang itu mengumumkan rencana untuk merger senilai USD66 miliar, menciptakan bank terbesar keenam di Amerika. (ef)

Sumber : admin

berita terbaru
Tuesday, Apr 16, 2024 - 11:29 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of POSA
Tuesday, Apr 16, 2024 - 11:25 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TAMU
Tuesday, Apr 16, 2024 - 11:21 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of IRRA
Tuesday, Apr 16, 2024 - 11:17 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of MMLP
Tuesday, Apr 16, 2024 - 11:14 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of NINE
Tuesday, Apr 16, 2024 - 11:10 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of LIVE
Tuesday, Apr 16, 2024 - 10:57 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of MPIX
Tuesday, Apr 16, 2024 - 10:52 WIB
Kepemilikan Saham 31 Maret 2024 PEHA