Geber bisnis KPR, BTN akan rilis obligasi dan rights issue agar modal tak tergerus
Saturday, July 27, 2019       08:27 WIB

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk () bersiap untuk mencari tambahan modal guna menggenjot bisnis kredit pemilikan rumah (KPR). Maklum, selama ini likuiditas BTN kerap mengetat. Nah, beberapa opsi yang akan dipilih BTN untuk menambah modal adalah dengan menerbitkan obligasi dan melakukan penawaran saham terbatas alias  rights issue. 
Pelaksana tugas Direktur Keuangan dan Tresuri BTN Nixon Napitupulu mengatakan akibat ekspansi kredit untuk pembiayaan program sejuta rumah murah, rasio kecukupan modal BTN terus tergerus. "Kalkulasi kami, tiap tahun CAR kami turun 1%-1,5% akibat ekspansi kredit untuk pembiayaan program sejuta rumah kepada 250.000 unit hingga 300.000 unit rumah," kata di Jakarta, Jumat (16/7).
Sebagai gambaran, sejak 2016 posisi  capital adequacy ratio  (CAR) BTN terus turun. Pada 2016 CAR BTN tercatat sebesar 16,54%, lalu turun menjadi 1599% pada 2017 dan 2018 sebesar 15,97%. Sementara itu,  loan to deposit ratio  (LDR) BTN sejak 2015 selalu berada di atas 100%. Konteks ini kemudian bikin modal BTN juga terus menerus menipis.
Makanya agar tak tergerus lebih dalam, BTN tengah menyiapkan aksi menerbitkan saham baru ( rights issue ). Utamanya guna menambal bolong-bolong modal yang terjadi akibat ekspansi bisnis KPR perseroan.
Nixon menambahkan, BTN menargetkan bisa menghimpun dana dari  rights issue  mulai Rp 5 triliun hingga Rp 8 triliun untuk mengantisipasi penggerusan modal selama lima tahun mendatang.
"Kami sudah menyurati Kementerian BUMN untuk melaksanakan  rights issue . Selanjutnya, nanti akan ada keterlibatan dari Kementerian Keuangan, dan parlemen juga. Dengan asumsi semua izin disetujui maka rights issue bisa dilakukan akhir tahun depan," sambung Nixon.
Sembari menunggu izin  rights issue , guna menambah pendanaan BTN kini juga siap menerbitkan obligasi bertajuk Junior Global Bond. Nixon bilang BTN menargetkan bisa menghimpun dana dari obligasi ini hingga US$ 300 juta.
Alasan menerbitkan surat utang berdenominasi dolar Amerika Serikat tersebut dijelaskan Nixon lantaran investor asing biasanya punya niat tinggi terhadap pembiayaan perumahan. Targetnya November atau Desember obligasi ini bisa meluncur.
"Apalagi Junior Global Bond bunganya pasti lebih tinggi dibandingkan yang senior. Ekspektasi kami memang bisa menghimpun dana sampai US$ 300 juta. Saat ini kami masih tunggu arranger, sekiranya investor bisa menyerap berapa, semoga nanti  oversubscribe, " sambung Nixon.
Penerbitan obligasi ini diharapkan mampu mengerek CAR BTN hingga 19,1% hingga akhir tahun kelak. Sedangkan hingga kuartal I-2019 posisi CAR BTN sebesar 17,62%.

Sumber : KONTAN.CO.ID