Greenback Moncer, The Fed Tetap di Jalur Rencana Kenaikan Suku Bunga
Saturday, November 10, 2018       08:26 WIB

Ipotnews - Nilai tukar dolar AS ke level tertinggi dalam 16 bulan terakhir terhadap euro pada perdagangan akhir pekan ini. Ini terjadi setelah the Fed mempertahankan suku bunga acuan serta menegaskan lagi pengetatan kebijakan moneternya.
Greenback sempat melemah signifikan pasca pelaksanaan pemilu mid term di USA pada hari Selasa pekan ini. Tekanan terhadap USD seiring ekspektasi hasil pemilu akan membuat keberlanjutan kebijakan stimulus menjadi tidak mungkin terlaksana.
Tetapi USD kembali menguat. Pada Jumat kembali unggul atas sebagian besar mata uang, didukung oleh penguatan indikator ekonomi USD dan ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed.
"Perlu waspada aksi jual dolar AS yang terlalu cepat sebab the Fed masih menaikkan suku bunga ke sebuah pengetatan pasar tenaga kerja serta tensi perang dagang yang belum berlalu," kata Kit Juckes, Analis pasar valas pada lembaga Societe Generale.
Ekspekasi secara luas memperkirakan the Fed kembali menaikkan suku bunga pada bulan Desember mendatang. CME Group FedWatch Tool menunjukkan 75,8 persen responden yakin naik pada Desember mendatang dibanding sesi sebelumnya yang hanya sebesar 71,1 persen.
USD yang kembali menguat, yang cenderung menjadi pendorong tensi perang dagang karena dipertimbangkan sebagai safe haven, mendorong yuan di pasar offshore ke arah 7 yuan per USD dan terhadap euro melemah ke arah $1,13.
Di Jepang, di mana suku bunga diperkirakan tetap sangat rendah, nilai tukar yen mendekati ke pelemahan kelima pekannya terhadap dolar AS di level 113,86. Yen terkoreksi 1,7 persen dalam 10 sesi trading terakhir.
Indeks dolar pada akhir pekan ini ada di level 96,95 tidak jauh dari level tertinggi dalam 16 bulan yang pernah ditorehkan di posisi 97,2 pada 31 Oktober lalu. Euro melemah 0,28 persen ke posisi $1,133. Poundsterling turun 0,50 persen di posisi $1,2961.
(reuters/cnbc/mk)

Sumber : admin