Harapan Kesepakatan Dagang Dongkrak Sentimen Risiko, Emas Loyo
Tuesday, April 16, 2019       14:34 WIB

Ipotnews - Harga emas merosot untuk sesi keempat beruntun, Selasa, karena data ekonomi yang optimistis baru-baru ini, dan tanda-tanda AS-China membuat kemajuan dalam perselisihan tarif yang hampir setahun terakhir meningkatkan sentimen risiko.
Kondisi ekonomi yang lebih baik memicu investor untuk berputar ke arah ekuitas yang merupakan aset berbunga, dan menghindari  bullion  yang tidak memberikan imbal hasil.
Harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi USD1.285,39 per ounce pada pukul 14.34 WIB, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Selasa (16/4). Di sesi sebelumnya, emas turun menjadi USD1.281,96 per ounce, terlemah sejak 4 April.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat menyusut sekitar 0,2 persen menjadi USD1.288,30 per ounce.
"Alasan utama mengapa emas tertekan adalah data ekonomi yang membaik...untuk negara-negara seperti China misalnya, segalanya telah berbalik sedikit," kata Dominic Schneider, analis UBS Wealth Management di Hong Kong.
China melaporkan angka kredit dan ekspor yang lebih baik dari perkiraan, pekan lalu, yang menghilangkan kekhawatiran tentang laju pertumbuhan ekonomi negara itu.
Di sisi lain, data ketenagakerjaan Amerika Serikat, pekan lalu, juga mengangkat sentimen, meredakan kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar dunia itu kehilangan momentum. Data menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah hampir setengah abad.
MSCI , indeks saham Asia Pasifik, di luar Jepang, menembus level tertinggi sejak Juli 2018 pada sesi Senin, sebagai reaksi terhadap data China yang kuat.
"Pasar ekuitas diperdagangkan dengan stabil, sementara optimisme tentang kesepakatan perdagangan AS-Cina terus mendukung sentimen risiko yang benar-benar mengurangi selera investor untuk aset  safe-haven  seperti emas," kata Stephen Innes, Kepala Strategi Perdagangan dan Pasar SPI Asset Management.
Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin, mengatakan kepada  Fox Business Network , Senin, perundingan perdagangan antara Washington dan China "membuat banyak kemajuan."
"Elemen lain yang menekan emas adalah (imbal hasil) US Treasury 10-tahun, yang, kendati melemah kemarin, sedikit naik dari posisi terendah Maret," kata Schneider.
Setelah mencapai level terendah 14 bulan sekitar akhir Maret, imbal hasil US Treasury 10-tahun dan 30-tahun meningkat masing-masing sekitar 17 basis poin dan 16 basis poin.
Kini pasar menantikan data utama zona euro dan China, yang akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi global.
Sementara itu jajak pendapat  Reuters  menunjukkan meski pertumbuhan ekonomi kuartal pertama China cenderung melambat ke laju terlemah dalam setidaknya 27 tahun, sejumlah langkah stimulus baru-baru ini akan mendongkrak  mood  ekonomi di masa mendatang.
Kepemilikan SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, turun menjadi 754,03 ton pada sesi Senin, tingkat terendah sejak 9 November 2018.
Di antara logam lainnya, perak turun 0,2 persen menjadi USD14,96 per ounce, setelah menyentuh level terendah sejak 26 Desember di posisi USD14,81 per ounce, pada sesi sebelumnya.
Platinum di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD885,63 per ounce, sedangkan palladium menguat sekitar 0,4 persen menjadi USD1.366,44 per ounce. (ef)

Sumber : Admin