Harapan Kesepakatan AS-China Memudar, Yen Melejit
Thursday, June 13, 2019       15:20 WIB

Ipotnews - Yen menguat, Kamis, seiring memudarnya harapan kesepakatan perdagangan AS-China pada pertemuan G-20 bulan ini, dan unjuk rasa besar-besaran di Hong Kong mendorong investor menuju aset  safe-haven .
Yen mendekati level tertinggi satu pekan terhadap dolar, menguat 0,2 persen menjadi 108,295, demikian laporan  Reuters , di London, Kamis (13/6).
Terhadap dolar Australia, yen melonjak ke level tertinggi sejak  crash flash  Januari. Aussie, dipandang sebagai barometer sentimen risiko global, juga terbebani oleh data ketenagakerjaan yang dianggap sebagai lampu hijau untuk penurunan suku bunga tahap awal.
Dengan keraguan yang meningkat mengenai perbaikan apa pun yang oleh Presiden Donald Trump disebut hubungan perdagangan yang "sulit" antara Washington dan Beijing sebelum KTT G-20, investor lebih memilih melepas saham dan bergerak menuju aset yang relatif aman.
Menambah kekhawatiran, aksi unjuk rasa besar-besaran di Hong Kong atas rencana undang-undang ekstradisi yang direncanakan dengan China daratan, sementara harga minyak melonjak setelah laporan sebuah kapal tanker terbakar di Teluk Oman menyusul serangan sabotase sebelumnya terhadap kapal di dekat emirat Fujairah.
"Pola  risk aversion  (penghindaran risiko) dan jatuhnya pasar saham mendukung yen seperti biasa," kata Bart Wakabayashi, Manajer Cabang Tokyo untuk State Street Bank and Trust. "Pelemahan dolar Australia juga merupakan pendorong untuk yen."
Aussie turun 0,3 persen terhadap dolar AS di posisi USD0,6911 sementara terhadap yen menyusut 0,6 persen menjadi 74,80 yen.
Analis MUFG mencatat bahwa pasar telah memperhitungkan kemungkinan 65 persen penurunan suku bunga Australia pada pertemuan Juli, dan peluang lebih dari 80 persen pada Agustus dan September. Imbal hasil surat utang pemerintah Australia merosot ke rekor terendah. "Secara keseluruhan ini akan terus menekan Aussie ke depan," tulis MUFG .
Indeks dolar AS, ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, melemah jadi 96,929, sementara euro naik 0,1 persen ke posisi USD1,1297 pada awal yang tenang untuk hari perdagangan di London.
Indeks dolar turun menjadi 96,459 pada sesi Senin, level terendah sejak akhir Maret, menyusul kejatuhan imbal hasil US Treasury jangka panjang. Indeks tersebut jatuh ke dekat posisi terendah dua tahun, pekan lalu, setelah data ketenagakerjaan AS yang lembut mendukung ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.
Sterling tergelincir, Rabu, ketika anggota parlemen Inggris menggagalkan upaya yang dipimpin kubu oposisi, Partai Buruh, untuk mencoba memblokir Brexit tanpa kesepakatan.
Ketidakpastian seputar Brexit, dan kontes kepemimpinan Partai Konservatif, menjaga  pound  tetap di bawah tekanan, meski mata uang itu tetap kuat dalam kisaran perdagangan baru-baru ini. Pada sesi awal Kamis, pound tergelincir 0,2 persen menjadi USD1,2667. (ef)

Sumber : Admin