Harga Minyak Dunia Melambung, Bursa Ekuitas Eropa Terdongkrak
Friday, April 03, 2020       03:28 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa ditutup sedikit lebih tinggi, Kamis, berfluktuasi untuk sebagian besar sesi tersebut, setelah investor bereaksi terhadap rekor jumlah klaim pengangguran Amerika Serikat dan pergerakan di pasar energi.
Pan-Eropa Stoxx 600 menguat 0,42% atau 1,31 poin menjadi 312,08, dengan saham minyak dan gas melonjak lebih dari 5%, demikian laporan   CNBC  , Kamis (2/4) atau Jumat (3/4) dini hari WIB.
Bursa regional utama juga menghijau. Indeks DAX Jerman naik 0,27% atau 26,07 poin menjadi 9.570,82, FTSE 100 Inggris meningkat 25,65 poin atau 0,47% menjadi 5.480,22, CAC 40 Prancis bertambah 0,33% (13,72 poin) menjadi 4.220,96, dan FTSE MIB Italia melonjak 289,06 poin (1,75%) menjadi 16.834,03.
Sektor migas didorong oleh berita bahwa Arab Saudi dan Rusia dapat segera meredakan tekanan pada minyak, mengakhiri perang harga yang berkontribusi pada kejatuhan minyak mentah.
Sektor energi mencatat kinerja terbaik. Aker BP, TGS-Nopec, dan Lundin semuanya melambung lebih dari 9% pada penutupan. Perusahaan energi Inggris, John Wood Group, melesat sekitar 15%.
Sebelumnya di sesi itu, Departemen Tenaga Kerja Amerika melaporkan lebih dari 6 juta orang mengajukan tunjangan pengangguran pada pekan hingga 27 Maret, menandai rekor tertinggi.
Pasar global terus mencerna perkembangan terkait pandemi virus korona. Jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di AS melampaui 200.000, Rabu, dua kali lipat sejak Jumat.
Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa negara itu bisa melihat lonjakan kasus yang bahkan lebih besar dalam beberapa pekan ke depan. Pejabat Gedung Putih memproyeksikan 100.000 hingga 240.000 kematian di AS, dengan kematian akibat virus korona mencapai puncaknya selama dua minggu ke depan. Amerika meluncurkan pengujian yang lebih luas karena wabah tersebut muncul di semakin banyak kota.
Kembali ke Eropa, Carnival jatuh 22% sementara bank korporasi Natixis merosot 11%. Raksasa perekrutan Inggris, Hays, menyusut 13% setelah mengumumkan pembatalan pembagian dividen, karena pandemi virus korona terus menekan permintaan. (ef)

Sumber : Admin