INDY Optimis Kinerja Tahun Ini Tetap Bejalan Normal
Tuesday, April 07, 2020       11:21 WIB

Ipotnews - Meskipun sedang mendapat sentimen negatif dari pandemi virus corona, PT Indika Energy Tbk () tetap optimistis terhadap prospek berbagai segmen bisnis di tahun ini.
Apalagi bisnis tambang batubara yang dikelola lewat PT Kideco Jaya Agung masih tetap berjalan normal dalam dua bulan terakhir. Produksi dan penjualan batubara pun masih terus dilakukan sesuai target.
Menurut Head of Corporate Communication , Leonardus Herwindo, khusus produksi, tahun ini perseroan berupaya mampu menghasilkan batubara sebanyak 30,95 juta ton. "Kami juga fokus meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional perusahaan," kata Leonardus, seperti dikutip KONTAN, Senin (6/4).
Manajemen juga telah menyiapkan dana sebesar US$ 146 juta sebagai belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun ini. Mayoritas capex akan digunakan untuk memperkuat bisnis anak usaha di bidang konstruksi dan jasa pertambangan, PT Petrosea Tbk () yakni sebesar US$ 80,3 juta.
Di samping itu, juga akan melanjutkan upaya diversifikasi bisnisnya pada tahun ini. Terlebih, inisiatif-inisiatif untuk mendiversifikasikan usaha di sektor non batubara telah dilakukan dalam dua tahun terakhir, misalnya dengan proyek pembangunan tangki penyimpanan atau fuel storage ataupun investasi di bisnis tambang emas Awak Mas.
Terlepas dari sentimen vrius corona, Leonardus bilang, Indika Energy tetap menargetkan penyelesaian pembangunan fuel storage di Kariangau, Kalimantan Timur pada semester kedua tahun ini.
Tak hanya itu, proyek tambang emas Awak Mas di Sulawesi Selatan akan terus dilanjutkan oleh . Saat ini, tahapan studi kelayakan definitif atau Definitive Feasibility Study untuk proyek tersebut sudah selesai dilakukan.
Sebagai catatan kinerja PT Indika Energy Tbk mengalami penurunan sepanjang tahun 2019. menderita kerugian bersih sebesar US$ 18,16 juta setelah di tahun sebelumnya meraih laba bersih US$ 80,06 juta.
Pendapatan turut mengalami penurunan 6,08% (yoy) dari US$ 2,96 miliar di tahun 2018 menjadi US$ 2,78 miliar di tahun 2019.
 Manajemen bilang  pelemahan harga batubara sangat berpengaruh terhadap hasil kinerja keuangan perseroan di tahun lalu. Padahal, biaya pengeluaran perusahaan relatif stabil. (winardi)

Sumber : Admin