Imbal Hasil Surat Utang Amerika Melesat, "Greenback" Perkasa
Monday, April 23, 2018       15:31 WIB

Ipotnews - Dolar AS naik mendekati level tertinggi dua pekan, Senin, setelah penguatan imbal hasil US Treasury hingga tiga persen mendukung  greenback , sementara gambaran yang variatif dari survei bisnis zona euro gagal membantu mata uang tunggal itu pada awal pekan yang sibuk.
Kenaikan  yield  US Treasury bertenor 10-tahun, dipicu oleh kekhawatiran mengenai tekanan inflasi, meningkatkan penerbitan utang Amerika Serikat dan tanda-tanda mencairnya hubungan antara AS dan China, meninggalkan celah antara surat utang Amerika dan Jerman pada level tertinggi 29 tahun.
Itu biasanya akan mendorong dolar AS signifikan tetapi meski penguatan  greenback  naik 0,2 persen terhadap euro ke posisi USD1.22675, penguatannya relatif terbatas, demikian laporan  Reuters , di London, Senin (23/4).
"Untuk uptrend berkelanjutan dalam dolar AS kita harus melihat kepastian politik dan kenaikan suku bunga," kata Manuel Oliveri, analis Credit Agricole, yang memprediksi bahwa nilai tukar euro-dolar AS akan tetap terjebak dalam kisaran baru-baru ini.
Analis mengatakan pasar membutuhkan kejelasan tentang kecepatan siklus pengetatan moneter Bank Sentral Eropa sebelum euro--yang reli pada awal tahun ini sebelum kehabisan tenaga dalam dua bulan terakhir--bergerak lebih tinggi.
ECB akan menggelar pertemuan kebijakan moneter, Kamis. "Ada sedikit pemikiran bahwa ECB bisa terdengar sedikit lebih berhati-hati. Kami tidak berpikir demikian. Kami berpikir bahwa ECB akan menjaga normalisasi kebijakannya tetap stabil."
Aktivitas di sektor swasta Prancis yang lebih baik dari perkiraan untuk April, menurut survei, diimbangi oleh kegiatan yang lebih buruk dari perkiraan di Jerman.
Terhadap sekeranjang enam mata uang, dolar AS naik 0,2 persen menjadi 90,453, tetap berada dalam kisaran tertinggi dua pekan yang dicapai Jumat lalu, yakni 90,477.
Kenaikan imbal hasil obligasi juga membebani mata uang negara-negara berkembang Asia terhadap dolar AS, dengan yuan China turun dan rupiah jatuh ke level terendah dua tahun, Rp13.895 per dolar.
Terhadap yen, dolar AS mencapai tingkat tertinggi dua bulan di posisi 107,94 yen, menguat 0,2 persen pada hari ini.
Meredanya kekhawatiran atas risiko politik global membebani mata uang Jepang itu, tutur pelaku pasar, karena yen cenderung menarik permintaan saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan gejolak pasar, dan dilepas ketika kepercayaan pasar kembali lagi.
Korea Utara, Sabtu, mengatakan segera menangguhkan uji coba nuklir dan rudal, melucuti lokasi uji coba nuklirnya dan mengejar pertumbuhan ekonomi serta perdamaian sebagai gantinya, menjelang KTT yang direncanakan dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat.
"Momentum dolar...mungkin akan membawa jalan setidaknya sampai berita negatif berikutnya keluar," ungkap Stephen Innes, Kepala Perdagangan Asia-Pasifik Oanda, di Singapura.
Bahkan para pedagang yang telah  bearish  terhadap dolar tampaknya mencari peluang untuk mengambil posisi  buy , Innes menambahkan.
Analis lainnya mengatakan posisi dolar jangka panjang tidak meningkat secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir, meski ada kekhawatiran atas risiko geopolitik dan ketakutan atas ketegangan perdagangan Amerika-China yang tampaknya memudar.
Menteri Keuangan Amerika, Steven Mnuchin, mengatakan mungkin dia akan menyambangi China, sebuah langkah yang dapat meredakan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu. (ef)

Sumber : Admin