Imbas Wabah Corona, SSMS Cari Pasar Baru
Monday, April 06, 2020       13:49 WIB

Ipotnews - Akibat sejumlah negara importir melalui lock down terkait wabah Corona, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk() sedang berupaya mencari pasar baru untuk menjual crude palm oil (CPO).
Menurut Swasti Kartikaningtyas, Sekretaris Perusahaan wabah Corona telah mengubah pola permintaan pasokan dari dalam dan luar negeri. Tapi sejauh ini masih melakukan pengiriman sesuai dengan kontrak yang telah dibuat sebelumnya.
Selain itu perusahaan juga akan memperkuat strategi hilirisasi bisnis. Produk yang disasar dari produksi penyulingan lanjutan ini adalah produk dengan target ekspor. Pproduk hilir yang diapkan menyasar pasar China, India, Pakistan dan Bangladesh. Selain itu, perseroan menargetkan produksi CPO bisa menyentuh 600.000 ton pada 2020. Jumlah itu setara dengan 1,72 juta ton tandan buah segar.
memiliki Oil Extraction Rate inti (OER CPO) sebesar 24,5 persen. Nilai ini di atas rata-rata Industri 22,2 persen. ''Faktor tingginya angka pemurnian, lanjutnya, karena penggunaan bibit unggul, serta umur tanaman yang tergolong muda. Saat ini pohon yang dikelola memiliki usia rata-rata 10,7 tahun. Lebih muda dibanding rata-rata kompetitor,'' kata Swasti seperti dikutip Bisnis, Jumat (3/4).
Sementara itu, berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawi Indonesia (GAPKI) penurunan ekspor terjadi hampir ke semua negara tujuan semenjak awal tahun. Rinciannya permintaan China turun 381.000 ton atau 57 persen, Uni Eropa turun 188.000 ton atau 30 persen dan ke India turun 141.000 ton atau 22 persen. Sementara ke Bangladesh naik 40.000 ton atau 52 persen.
Berdasarkan data seperti dikutip KONTAN, menargetkan pertumbuhan penjualan mencapai 33% menjadi Rp 4,8 triliun pada tahun ini.
juga menargetkan produksi tandan buah segar (TBS) naik 20% menjadi 1,73 juta ton, dengan produksi CPO 600.000 ton.
Saat ini, mengelola bisnis terpadu di 23 perkebunan. Produsen minyak sawit mentah ini memiliki delapan pabrik CPO dan satu pabrik inti kelapa sawit yang berlokasi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Tahun ini, perusahaan ini juga fokus melakukan hilirisasi dengan mengoptimalkan produksi dari penyulingan dan menargetkan pasar ekspor.
membukukan penjualan Rp 2,42 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2019, atau turun 16,26% secara tahunan. juga menanggung rugi bersih Rp 1,37 miliar. Padahal, pada periode sama di 2018, perusahaan ini masih untung Rp 392,62 miliar. (winardi)

Sumber : Admin