Indeks Nikkei Cetak Rekor Tertinggi 27 Tahun
Monday, October 01, 2018       16:46 WIB

JAKARTA - Bursa saham Jepang menguat pada perdagangan Senin (1/10/2018), dengan indeks Nikkei 225 mencatat penutupan tertinggi dalam 27 tahun terakhir, setelah yen melemah ke level terendah terhadap dolar AS.
Indeks Topix ditutup menguat 0,04% pada level 1,817.96 di Tokyo, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup naik 0,5% di posisi 24.245,76, penutupan tertinggi sejak November 1991
Sementara itu, nilai tukar yen Jepang melemah 0.2% di posisi 113,91 per dolar AS pada saat penutupan bursa Jepang, setelah sempat jatuh ke level 113,96, level terlemah sejak 9 November 2017.
Emiten perdagangan dan produsen elektronik menjadi kontributor terbesar Topix, setelah indeks tersebut membukukan kenaikan bulanan terbesar pada September dalam 11 bulan terakhir. Yen telah melemah lebih dari 2% sepanjang September, meningkatkan prospek pendapatan bagi eksportir asal Jepang.
"Laju cepat pelemahan yen membawa kabar baik bagi perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan ekspor," kata Seiji Arai, analis Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co., seperti dikutip  Bloomberg .
"Kelihatannya menjanjikan bahwa perusahaan Jepang mungkin mencatat pendapatan yang bagus atau meningkatkan proyeksi setahun penuh," lanjutnya.
Indeks Nikkei 225 telah menguat lebih dari 6% tahun ini, didorong oleh penguatan produsen obat, peritel dan saham defensif lainnya. dengan perusahaan seperti FamilyMart UNY Holdings Co. dan Eisai Co. mendorong penguatan.
Namun, indikator teknis mengisyaratkan pasar mungkin telah  overbought . Indeks kekuatan relatif 14 hari mencapai level 69 untuk Topix dan 73 untuk Nikkei 225 pada hari Jumat, mendekati level 70 yang mengindikasikan kenaikan terlalu cepat.
Indeks Toraku, yang membandingkan jumlah kenaikan dan penurunan saham pada Topix, mencapai level 131,6 pada hari Jumat, di atas tingkat 120 yang dianggap sebagai tanda pasar yang  overbought .
"Ada rasa overheating jangka pendek di pasar, jadi mungkin mudah bagi pasar untuk koreksi," kata Shoji Hirakawa, analis pasar global di Tokai Tokyo Research Institute.

Sumber : BISNIS.COM