Inflasi AS Turun Melebihi Ekspektasi, Rupiah Diprediksi Masih Menguat
Monday, November 14, 2022       09:20 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah diprediksi menguat terhadap dolar pada Senin, karena masih ada efek inflasi Amerika Serikat yang turun lebih rendah dari perkiraaan pada Oktober 2022.
Mengutip data Bloomberg, Senin (14/11) pukul 09.11 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp15.487 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan penguatan 8 poin atau 0,05% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Jumat sore kemarin (11/11) di level Rp15.495 per dolar AS.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan penguatan rupiah kemungkinan bisa berlanjut hari ini. "Peluang ini memanfaatkan momentum kenaikan inflasi AS yang mulai menurun yang memicu ekspektasi pasar bahwa the Fed mulai akan menahan laju kenaikan suku bunga acuannnya," kata Ariston dalam keterangan tertulis, Senin pagi, (14/11).
"Potensi penguatan ke arah Rp15.480 per dolar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp15.530 per dolar AS," tutup Ariston.
Inflasi tahunan Amerika Serikat melandai di bawah proyeksi analis pada bulan Oktober 2022. Mengutip Bloomberg pada Kamis (10/11), Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) AS naik 7,7% pada September 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Inflasi AS ini lebih rendah dari bulan September 2022 yang mencapai 8,2% yoy. Dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mom), inflasi AS Oktober mencapai 0,4%, sama dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,4%.
Angka inflasi ini berada di bawah proyeksi ekonom dalam survei. Berdasarkan konsensus IHK tahunan bulan Oktober diperkirakan naik 7,9% yoy, sedangkan IHK bulanan diperkirakan naik 0,6%.
Di sisi lain, IHK inti yang menghilangkan komponen energi dan makanan naik 0,3% mom dan 6,3% yoy. Angka inflasi inti ini lebih tinggi dari data sebelumnya sebesar 6,6% yoy dan 0,6 mom. Selain itu, data inflasi inti juga berada di bawah proyeksi analis sebesar 6,5% yoy dan 0,5% mom.
Data inflasi di bawah ekspektasi ini kemungkinan menekan ekspektasi awal bahwa The Fed menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin pada pertemuan bulan Desember mendatang. Kini pelaku pasar lebih condong terhadap kenaikan 50 bps.
(Adhitya)

Sumber : Admin