Inggris dan Zona Euro Pangkas Pertumbuhan, Saham Eropa Berguguran
Friday, February 08, 2019       05:04 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa berguguran, Kamis, setelah investor mencerna panduan ekonomi yang hati-hati dari Uni Eropa dan Bank Sentral Inggris.
Pan-Eropa Stoxx 600 ditutup anjlok 1,49 persen atau 5,44 poin menjadi 360,08, dengan semua sektor dan bursa utama bertengger di wilayah negatif, demikian laporan   CNBC  , Kamis (7/2) atau Jumat (8/2) dini hari WIB.
Di Jerman, indeks DAX merosot 302,70 poin atau sekitar 2,67 persen menjadi 11.022,02, CAC 40 Prancis menyusut 1,84 persen atau 93,49 poin menjadi 4.985,56, dan FTSE 100 Inggris berkurang 1,11 persen (79,51 poin) menjadi 7.093,58.
Uni Eropa memangkas prospek pertumbuhan untuk zona euro tahun ini setelah memperkirakan ekonomi terbesar blok itu akan tertekan oleh ketegangan perdagangan global, di antara isu-isu lainnya. Blok tersebut mengatakan pertumbuhan zona euro akan melambat menjadi 1,3 persen pada tahun ini dari perkiraan sebelumnya 1,9 persen.
Di Inggris, Bank of England memangkas proyeksi pertumbuhan dan inflasi. Bank sentral memproyeksikan prospek ekonomi paling lemah untuk ekonomi Inggris sejak 2009, dipicu ketidakpastian Brexit serta perlambatan ekonomi global.
Saham otomotif Eropa mencatat kinerja terburuk, Kamis, di belakang berita laporan keuangan emiten. Fiat Chrysler anjlok 12 persen setelah pabrikan mobil itu melaporkan pedoman laba yang lebih lembut dari perkiraan. Perusahaan itu memperkirakan laporan laba sebelum bunga dan pajak ( EBIT ) 2019 sekitar 6,7 miliar euro - di bawah proyeksi 7,3 miliar euro.
Melihat saham individu, pabrikan produk medis Smith & Nephew, Inggris, melonjak ke puncak Stoxx 600 setelah laporan kinerjanya menunjukkan pertumbuhan pendapatan sesuai dengan ekspektasi analis. Perusahaan itu juga mengatakan Brexit tidak akan memiliki "dampak signifikan" pada kemampuan jangka panjangnya untuk melakukan bisnis di wilayah tersebut. Sahamnya melambung 5,7 persen.
Di sisi lain, Tui Inggris merosot ke bagian bawah indeks, setelah operator tur itu memangkas prospek laba, Kamis. Saham emiten yang melantai di bursa London itu anjlok hampir 19 persen.
Dalam berita Brexit, negosiator Eropa dan Inggris sepakat melakukan pembicaraan lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang untuk menemukan kompromi atas apa yang disebut sebagai hambatan Irlandia.
Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dan Perdana Menteri Inggris Theresa May sepakat untuk bertemu lagi sebelum akhir bulan untuk menyepakati Brexit. Inggris saat ini dijadwalkan meninggalkan Uni Eropa dalam 50 hari.
Ketegangan Perdagangan
Pernyataan penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, tentang perundingan perdagangan AS-China menambah tekanan pada pasar ekuitas.
Di Wall Street, saham jatuh ketika Kudlow mengatakan dalam sebuah wawancara dengan  Fox Business bahwa Amerika memiliki "jarak yang cukup jauh untuk ditempuh" sebelum mencapai kesepakatan perdagangan dengan China. Saham merosot karena laporan itu.
Para pejabat dari dua negara ekonomi terbesar di dunia itu bersiap untuk mengadakan putaran pembicaraan baru pekandepan.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin, Rabu, mengatakan perwakilan perdagangan dari Washington dan Beijing akan berupaya mencapai kesepakatan minggu depan. Pembicaraan itu terjadi kurang dari tiga pekan sebelum tenggat 2 Maret yang dapat melihat kenaikan tarif AS untuk produk-produk China. (ef)

Sumber : Admin