Ini Hitung-hitungan Bisnis Penyebaran Berita Hoax
Wednesday, April 25, 2018       05:26 WIB

Ipotnews - Potensi ekonomi yang didapatkan dari penyebaran berita bohong (hoax) cukup menggiurkan. Bahkan disebut-sebut hoax sudah dianggap sebagai industri baru meskipun terlarang.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengasumsikan apabila dalam jangka waktu 3,5 jam, sebanyak 143 juta pengguna internet melakukan klik sebanyak 210 kali maka potensi pendapatan Rp300 miliar per hari.
Direktur Layanan informasi Internasional, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) Kominfo, Selamatta Sembiring, mengatakan skema bisnis hoax ini bertumbuh lantaran ada pihak-pihak yang memesan untuk tujuan tertentu. Si pembuat berita hoax memproduksi informasi-informasi sesuai permintaan client dan disebarkan oleh makelar hoax melalui beragam media.
Menurutnya semakin banyak follower atau konsumen dari berita hoax tersebut, potensi pendapatan yang dapat dikantongi oleh produsen hoax juga semakin besar. Dikatakannya, untuk menyebarkan info sesat itu, paling efektif melalui media sosial. Data dari Kominfo pegguna aktif media sosial di Indonesia sekitar 130 juta, pengguna handphone sekitar 177,9 juta dan pengguna aktif media sosial di handphone sekitar 120 juta.
"Orang Indonesia bisa hidup tanpa ponsel paling lama 7 menit. Orang Indonesia mengakses internet rata-rata 8-11 jam sehari. Kemudian minat baca berada di peringkat ke-60 dari 61 negara. Aktivitas baca buku rata-rata 27 halaman per tahun dan baca koran rata-rata 12-15 menit per hari," kata Selamatta di Jakarta, Selasa (24/4).
Lebih rinci, Selamatta menyebutkan saluran penyebaran hoax sebanyak 1,2 persen melalui saluran radio, 3,1 persen melalui email, 5 persen melalui media cetak, 8,7 persen melalui media TV, 34,9 persen melalui situs web, 62,8 persen melalui aplikasi chatting dan 92,4 persen melalui media sosial. Sedangkan bentuk berita yang paling sering digunakan untuk mempengaruhi publik adalah tulisan 62,1 persen bentuk tulisan, 37,5 persen berupa gambar dan 0,4 persen dalam bentuk video.
"Berkaitan dengan persoalan hoax, perkara hoax pada lini massa Twitter di Indonesia adalah yang tertinggi, yaitu 104.375 cuitan. Sementara untuk di negara lain seperti AS sebanyak 68.494 cuitan padahal AS sebagai negara pengguna twitter terbanyak di dunia, tapi penyebaran berita hoax tidak sebanyak di Indonesia," ujarnya. (Marjudin)

Sumber : admin