Jawab Kritik JK, Ini Alasan Adhi Karya Bangun LRT Elevated
Monday, January 14, 2019       13:30 WIB

Ipotnews - Manajemen PT Adhi Karya (Persero) Tbk menjawab kritikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang menganggap pembangunan Light Rail Transit (LRT) melayang (elevated) merupakan suatu pemborosan. Adhi Karya berpendapat, infrastruktur yang dibangun saat ini, sudah mempertimbangkan kebutuhan untuk masa depan.
Direktur Operasional II Adhi Karya Pundjung Setia Brata mengatakan skema elevated dinilai lebih cocok untuk pembangunan infrastruktur transportasi di ibu kota, sehingga skema pembangunan LRT hanya mengikuti skema yang sama.
"Kita sudah menghadapi situasi Jakarta sebagai kota yang berkembang, makanya infrastruktur sudah dibangun melayang," kata Pundjung dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (14/1).
Pundjung juga mengatakan, pembangunan LRT elevated ini dianggap lebih memudahkan dalam melakukan pembebasan lahan, terlebih jika dilakukan bersamaan dengan pembangunan proyek lainnya seperti di tol Jakarta-Cikampek. "Jadi pembangunan dengan elevated sudah menjadi pilihan," katanya.
Sementara itu, pengamat transportasi publik dari Insan Transportasi (Instan) Dharmaningtyas secara terpisah berpendapat, dalam hal pembangunan LRT, tidak bisa dibandingkan apple to apple dengan moda transportasi lainnya. Pasalnya, di Indonesia sendiri LRT merupakan hal yang baru.
"Cara melihat biaya yang dikeluarkan untuk membangun LRT ini bukanlah hanya melihat biaya yang dipakai untuk konstruksi jalurnya saja, tapi secara keseluruhan konstruksi," kata dia dalam hasil kajiannya yang disampaikan kepada wartawan.
Dharmaningtyas merinci, pekerjaan pembangunan LRT terbagi dalam beberapa bagian, di antaranya pekerjaan struktur jalur, pekerjaan trackworks, pekerjaan railway system (Power Supply System, Signalling System, Telecomunication System, SCADA, Passenger Screen Door), pekerjaan Stasiun, dan pekerjaan Depo.
"Untuk LRT Jabodebek harga untuk pekerjaan itu semua adalah Rp467 miliar per km. Harga ini masih lebih murah bila dibandingkan dg LRT DKI Jakarta dan infrastruktur LRT sejenis di luar negeri, termasuk Kuala Lumpur yang beberapa kali melakukan studi banding dan meminta bantuan engineer ke Adhi Karya," ungkapnya.
Hal lain yang mempengaruhi cost civil structure, kata dia adalah besaran koefisien gempa yang sangat tergantung lokasinya. Ia mencontohkan Indonesia memiliki intensitas gempa lebih tinggi dibanding Singapura atau Jakarta lebih tinggi dibanding dengan Palembang yang sangat berpengaruh pada perhitungan civil structure-nya
Selain type civil structure, biaya pembangunan angkutan massal berbasis rel juga tergantung pada railway system yang dipakai, diantaranya sistem otomasi dan signaling system-nya,
Pertimbangan konstruksi LRT Jabodebek elevated antara lain:
1.Menghilangkan perlintasan sebidang dengan jalan raya, sehingga kapasitas jalan akan tetap terjaga tinggi karena tidak ada gangguan kereta lewat, serta menghindari kecelakaan lalu lintas kecelakaan yang sering terjadi. Saat ini bahkan muncul wacana untuk membuat Commuter Line elevated mengingat ketika at grede banyak hambatan dan tidak dapat meningkatkan headway menjadi lima menit karena akan berdampak pada kemacetan jalan raya sepanjang hari.
2.Model elevated dapat memastikan frequensi perjalanan kereta dapat maksimum karena tidak mendapat gangguan dan juga tanpa menggangu jalur lalu lintas lain.
3.Banyak flyover dan JPO yang di lewati sehingga posisinya yang paling tepat adalah di atas (layang).
4.Menjaga kelandaian minimum jalur (maksimum 2 persen), bila trase vertikalnya turun naik akan mengurangi kenyamanan penumpang dan juga sarananya membutuhkan power yang besar sehingga boros listrik/biaya operasional dan biaya perawatan,
5. Meminimalkan pembebasan lahan, (bila at grade, membutuhkan ruang bebas yang lebih luas lagi).
6.Meminimalkan masalah sosial atau gangguan dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab seperti halnya yang sering terjadi pada jalur at grade (pencurian sinyal, gangguan pada rel, dsb),
7.Meminimalkan pembebasan lahan. Bila at grade, membutuhkan ruang bebas dan lebih luas, sementara untuk pembebasan lahan, selain biayanya mahal, juga sering menghadapi masalah social yang sangat besar dan kompleks.
8.Bila konstruksi elevated di atas jalan, maka ruang dibawahnya masih bisa difungsikan setelah konstruksi selesai, sehingga penggunaan lahan lebih efisien.
9.Ruas Tol Cikampek juga dibuat elevated (padahal kriteria jalan tol untuk gradient lebih ringan daripada yang berbasis rel), KCIC juga elevated dan underground di lokasi tol Cikampek.
"Kesimpulannya, biaya pembangunan LRT Jabodebek tidak mencapai Rp500 miliar per km dan masih lebih murah dibandingkan dengan LRT Jakarta maupun LRT sejumlah Negara yang membangun LRT. Sedangkan pilihan bangunan LRT layang lebih didasarkan pada sejumlah pertimbangan yang rasional," pungkasnya.
(Sigit)

Sumber : admin