Jepang Siap-siap Deklarasikan Kondisi Darurat Virus Korona, Yen Loyo Versus Dolar
Monday, April 06, 2020       15:35 WIB

Ipotnews - Yen melemah, Senin, setelah media Jepang mengatakan Perdana Menteri Shinzo Abe bakal mengumumkan keadaan darurat Selasa untuk mengurangi peningkatan penyebaran infeksi virus korona.
Poundsterling memangkas kerugian terhadap dolar dan euro setelah Inggris berhasil meyakinkan pasar bahwa Perdana Menteri Boris Johnson tetap memimpin roda pemerintah setelah dia dirawat di rumah sakit untuk tes lebih karena masih menderita gejala virus corona.
Dolar tertekan terhadap euro setelah data makro pekan lalu menunjukkan lapangan kerja di Amerika Serikat mencatatkan penyusutan paling dalam ketika pandemi Covid-19 membawa ekonomi global ke jurang resesi, demikian laporan  Reuters , di Tokyo, Senin (6/4).
"Ketika seorang kepala negara atau pemerintah mendapatkan pukulan seperti ini, itu akan menimbulkan kekhawatiran bagi pemegang sterling dan aset sterling," kata Masafumi Yamamoto, Kepala Strategi Mata Uang Mizuho Securities di Tokyo.
"Kasus virus korona di Jepang mungkin tidak mencapai puncaknya selama sebulan lagi, sehingga pasar akan berpikir bahwa sekarang mungkin giliran Jepang. Diperlukan keadaan darurat, tetapi ini bisa menjadi negatif bagi yen."
Yen turun 0,60% menjadi 109,14 melawan dolar. Yen juga melemah terhadap euro, dolar Australia, dan dolar Selandia Baru.
Abe akan mendeklarasikan keadaan darurat karena virus tersebut, secepatnya Selasa, lapor surat kabar  Yomiuri , ketika jumlah infeksi menembus 1.000 di ibukota, Tokyo.
Dia kemungkinan akan mengumumkan rencananya untuk mengumumkan keadaan darurat, Senin, surat kabar itu menambahkan.
Jepang berjanji akan mengambil "semua langkah" yang mencakup kebijakan fiskal, moneter, dan pajak untuk memerangi dampak virus itu dalam paket stimulus yang akan disetujui Selasa, menurut draft dokumen yang ditinjau  Reuters .
Tekanan meningkat pada pemerintah untuk menyatakan keadaan darurat karena laju infeksi tersebut--kendati lebih lambat dibandingkan sejumlah negara yang paling terpukul paling parah--terus mengalami peningkatan.
Pound memangkas kerugian untuk diperdagangkan pada posisi USD1.2263. Terhadap euro, streling diperdagangkan 88,18 pence.
Mata uang itu berada di bawah tekanan setelah PM Johnson dirawat di rumah sakit, dalam apa yang dikatakan Downing Street adalah "langkah pencegahan" karena dia terus menunjukkan gejala Covid-19 selama 10 hari setelah dites positif terpapar virus tersebut.
Investor juga khawatir karena konstitusi Inggris meniadakan peran wakil formal atau  caretaker  yang akan mengambil alih jika PM Johnson tidak dapat terus memimpin.
Virus korona, yang muncul di China akhir tahun lalu, berubah menjadi pandemi yang menginfeksi lebih dari satu juta orang, membunuh lebih dari 68.000 dan melumpuhkan sebagian besar ekonomi global.
Di pasar  offshore , yuan bertahan stabil di posisi 7,1032 per dolar setelah China daratan melaporkan 39 kasus virus korona yang baru, Minggu, semuanya kecuali satu di antaranya kasus yang dibawa dari luar negeri, naik dari 30 yang dilaporkan sehari sebelumnya. Pasar  onshore  China tutup hari ini untuk libur nasional.
Dolar sedikit melemah menjadi 1,0812 per euro dan tetap stabil di posisi 0,9778 franc Swiss.
Minggu, Presiden Donald Trump menyatakan harapannya bahwa Amerika Serikat sedang mengalami " leveling-off  " krisis virus korona di beberapa  hot spot  negara tersebut.
Namun, sentimen untuk  greenback  tetap rapuh setelah serangkaian data pekan lalu menunjukkan hilangnya lapangan pekerjaan di Amerika mengalami peningkatan karena tindakan untuk mengekang penyebaran virus korona memukul belanja konsumen dan aktivitas pabrik. (ef)

Sumber : Admin