Jokowi Bakal Divaksin, Rupiah Semringah ke Rp14.100
Wednesday, January 13, 2021       09:31 WIB

Jakarta, CNN Indonesia - Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.100 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (13/1) pagi. Mata uang Garuda menguat 30 poin atau 0,21 persen dari Rp14.130 per dolar AS pada Selasa (12/1) sore.
Tak hanya rupiah, seluruh mata uang Asia juga terpantau menguat dari dolar AS pada pagi ini. Won Korea Selatan memimpin penguatan mencapai 0,45 persen.
Lalu, diikuti ringgit Malaysia 0,26 persen, yen Jepang 0,19 persen, yuan China 0,16 persen, dolar Singapura 0,08 persen, peso Filipina 0,03 persen, baht Thailand 0,02 persen, dan dolar Hong Kong 0,01 persen.
Begitu juga dengan mata uang utama negara maju, sebagian berada di zona hijau, seperti poundsterling Inggris yang menguat 0,1 persen, franc Swiss 0,07 persen, euro Eropa 0,06 persen, dan dolar Kanada 0,04 persen.
Namun, dolar Australia melemah 0,04 persen dari dolar AS. Sementara rubel Rusia stagnan.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar rupiah akan menguat pada hari ini. Sebab, pasar menanti momen vaksinasi covid-19 perdana oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Vaksinasi yang akan mulai dilakukan hari ini juga bisa memberikan dukungan untuk penguatan rupiah," ujar Ariston kepada CNNI ndonesia.com.
Vaksinasi covid-19 mulai dilakukan hari ini setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ) mengeluarkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) bagi vaksin covid-19 dari Sinovac, perusahaan farmasi asal China. Efikasinya sebesar 65,3 persen.
Selain sentimen dari dalam negeri, rupiah juga mendapatkan sentimen positif dari global. Pertama, tingkat imbal hasil atau yield surat utang AS, US Treasury yang mulai turun.
"Ini juga berpotensi mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini," tuturnya.
Sebelumnya, yield obligasi AS sempat menanjak dari kisaran di bawah 1 persen ke 1,15 persen dalam beberapa hari terakhir. Tetapi pagi ini, yield obligasi AS turun ke 1,11 persen.
Kedua, rupiah juga akan mendapat 'tenaga' dari ekspektasi pasar terhadap stimulus fiskal lanjutan dari pemerintah AS di bawah kepemimpinan Joe Biden. Hal ini turut melemahkan dolar AS dan menguatkan rupiah.

Sumber : CNNINDONESIA.COM