KIlas Emiten: PWON, TMAS, MSKY, AISA, dan ERTX
Wednesday, June 27, 2018       09:01 WIB

Ipotnews - Sebelum memulai transaksi hari ini, Rabu (27/6), ada baiknya memperhatikan kilas emiten berikut:
1. PT Pakuwon Jati Tbk () menargetkan laba hingga akhir tahun ini mencapai Rp 2,8 triliun. Hingga kuartal I-2018, laba kotor perseroan telah mencapai Rp 944 miliar atau naik 18,9% year on year (yoy) dari tahun lalu sebesar Rp 794 miliar. Laba tersebut ditopang dari pertumbuhan pendapatan. Di kuartal I 2018, pendapatan naik 19,5% yoy menjadi Rp 1,64 triliun dari tahun lalu sebesar Rp 1,37 triliun. Manajemen mengatakan, pendapatan mayoritas masih dari eksisting produk. Berdasarkan proyek, sumbangan terbesar dari mal Kota Kasablanka yaitu sebesar 26,6% dan Pakuwon Mall 21,8%. Sedangkan dari sisi segmen, mayoritas masih dari penjualan condominium dan leasing ritel masing-masing sebesar 32,0% dan 38,9% dari total pendapatan. Ke depan, perusahaan menargetkan komposisi pendapatan akan dipertahankan di level 50% recurring income dan 50% development income.
2. PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk () menargetkan laba tahun ini sebesar Rp 150 miliar. Bila melihat capaian laba perusahaan tahun lalu sebesar Rp 53,3 miliar, artinya target laba tahun ini naik tiga kali lipat. Padahal, jika dilihat dari sisi pendapatan, perusahaan mencatat kenaikan pendapatan di tahun 2017 sebesar 19,68% menjadi Rp 2 triliun. Manajemen menjelaskan di tahun 2017 beban perusahaan terpaut tinggi. Salah satunya karena ada kenaikan harga bahan bakar sebesar 21,6%, kenaikan biaya bongkar muat sebesar 16,8% dan penurunan uang tambang rata-rata sebesar 21%. Ada beberapa strategi yang telah disiapkan untuk bisa mencapai laba bersih Rp 150 miliar di tahun ini. Salah satunya melalui efisiensi rute pelayaran. Dengan efisiensi itu diharapkan pengeluaran untuk bahan bakar bisa berkurang. Perseroan menambahkan karena proyek pengerukan untuk lintasan kapal tidak kunjung selesai, maka banyak kapal besar dengan muatan lebih dari 2.700 Teus tidak bisa beroperasi. Untungnya, perusahaan mendapat tawaran kontrak untuk jasa charter kapal tersebut.
3. PT MNC Sky Vision Tbk () pada tahun ini mengalokasikan dana belanja modal sebesar Rp 400 miliar. Dana tersebut digunakan untuk ekspansi usaha salah satunya adalah peremajaan peralatan. Selain itu, perusahaan juga akan memperkuat IT untuk bisa memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan. Dengan ekspansi tersebut, perusahaan berharap bisa mengantongi pertumbuhan pendapatan sebesar 10% ketimbang tahun lalu. Apalagi perusahaan masih akan penetrasi untuk mengejar pertumbuhan pelanggan. Perseroan mengatakan untuk bottom line perusahaan tahun ini belum menargetkan spesifik. Hal ini karena masih bergantung dengan adanya rugi kurs karena utang yang banyak dalam dollar Amerika Serikat.
4. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk () tengah menghadapi kondisi keuangan yang tidak kondusif. Perseroan mengungkapkan, kondisi pasca persoalan bisnis beras yakni kinerja keuangan perusahaan tidak sekondusif dahulu kala. Namun, upaya penjualan unit usaha bisnis beras masih berjalan walaupun tidak berjalan secepat yang manajemen kehendaki. Adapun beberapa fakta yang dijadikan bahan acuan bahwa berkaitan pemilik saham pendiri, menyampaikan bahwa hal tersebut berkaitan dengan masalah legal yang kompleks yang nantinya akan diselesaikan secara tersendiri. Management percaya bahwa pada akhirnya perusahaan ini akan bersinar kembali setelah hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dibereskan dan nilai perusahaan akan kembali secara perlahan-lahan.
5. PT Eratex Djaja Tbk () memproyeksi penjualan tahun ini mencapai US$ 75,2 juta, naik sekitar 4,9% jika dibandingkan dengan penjualan 2017 yang sebesar US$ 71,67 juta. Sampai kuartal I 2018, perusahaan mencatatkan penjualan sebesar US$ 21,86 juta. Sepanjang tahun lalu perusahaan mencatatkan pendapatan US$ 71,67 juta, naik 2% dari tahun sebelumnya. Untuk bottom line, mengalami rugi sebesar US$ 1,76 juta, padahal pada 2016 perusahaan masih mencatatkan laba sebesar US$ 1,55 juta. Manajemen mengatakan salah satu penyebab perusahaan mencatatkan rugi lantaran beban perusahaan juga meningkat. Perseroan menambah tenaga kerja baru yang untuk proyek peningkatan kapasitas yang sebagian sudah dilaksanakan dan menjadi beban, sedangkan output produksi belum optimal. Selain itu, saat ini persaingan industri garmen juga menjadi tantangan perusahaan.

Sumber : admin