Kebijakan Kerja Dan Belajar Di Rumah Bisa Dongkrak Kinerja MNCN
Thursday, March 26, 2020       17:32 WIB

Ipotnews - PT Media Nusantara Citra Tbk () optimistis meski di tengah pandemi Covid-19 kinerja bakal meningkat seiring tren berkegiatan dari rumah.
Adapun pemberlakuan kerja dari rumah ( work from home /WFH) dan belajar dari rumah ( study from home /SFH) telah membuat perilaku menonton masyarakat dan perilaku pengiklan berubah.
melalui keterangan resmi perseroan, menyebut bertambahnya waktu masyarakat berkegiatan di rumah membuat angka pemirsa televisi  free to air  (FTA TV) melonjak hingga 50 persen selama periode WFH ini.
juga menyebut seiring kenaikan pemirsa televisi, terjadi pula perubahan perilaku pengiklan, yakni mengalihkan alokasi anggaran untuk pemasaran  off-air , media cetak, dan media luar ruang ke iklan FTA TV dan iklan digital.
Hingga saat ini belanja iklan untuk FTA dan layanan  streaming  masih berjalan dengan sangat baik. Di sisi lain, perseroan diketahui telah meningkatkan tarif iklan FTA TV-nya, baik pada  non-prime time  dan  prime time  sebesar 10 persen pada Januari 2020 dan berencana menaikkan kembali.
Kenaikan juga dialami lini bisnis digital perseroan. Aplikasi hiburan  all-in-one  RCTI + disebut terus menunjukkan peningkatan signifikan baik dari pendapatan iklan maupun dari jumlah pengguna aktif bulanan ( monthly active user /MAU) yang kini tercatat sebanyak 8,4 juta MAU.
Group Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo bilang pihaknya optimistis perseroan bakal terus bertumbuh pesat dalam dalam bisnis FTA TV, konten, dan digital. Dia meyakini dengan tindakan yang diambil pemerintah, maka pandemi Covid-19 tidak akan terlalu berdampak signifikan pada perekonomian domestik.
"Saya percaya puncak penyebaran virus akan berada dalam dua minggu ke depan dan kasus ini akan sepenuhnya hilang," ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Bisnis, Kamis (26/3).
Terkait hal itu Analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya menjelaskan bahwa akan menghadapi tantangan dari peningkatan tarif iklan yang cenderung konservatif, depresiasi Rupiah dan perlambatan pertumbuhan iklan.
"Terlepas dari pandangan positif kami terhadap sektor konsumer, kami pikir beberapa perusahaan akan memotong anggaran mereka untuk beriklan di TV tahun ini," jelas Christine seperti dikutip KONTAN, Selasa (24/3).
Hal ini dikarenakan konsumen telah menimbun bahan pokok seiring merebaknya Covid-19 sehingga perusahaan FMCG tidak akan berlebihan membuang uangnya untuk beriklan. Serta dengan ancaman perlambatan ekonomi global sepertinya beberapa perusahaan akan memangkas beban termasuk beban iklan di televisi.
Pada awalnya, sepanjang 2020 ini diprediksi bisa mengantongi pendapatan Rp 10,24 triliun dan laba bersih Rp 2,58 triliun. Namun karena sejumlah faktor tahun ini diprediksi hanya bisa mengantongi pendapatan Rp 10,09 triliun dan laba bersih Rp 2,43 triliun. Christine dalam risetnya menyarankan hold dengan target harga Rp 970 dalam satu tahun ke depan. (winardi)

Sumber : Admin