Kekhawatiran Inflasi AS Mereda, Rupiah Pimpin Keperkasaan Mata Uang Asia
Friday, June 11, 2021       15:32 WIB

Ipotnews - Rupiah memimpin kenaikan di seluruh mata uang sensitif risiko Asia, Jumat, setelah data inflasi Amerika Serikat sudah cukup untuk meyakinkan investor bahwa kenaikan harga mungkin bersifat sementara.
Won Korea Selatan dan baht Thailand naik sekitar 0,5% karena dolar terus melemah menyusul laporan tersebut, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Jumat (11/6).
Pedagang di Asia mengambil sikap hati-hati sepanjang minggu ketika mereka mengamati sinyal apa pun dalam data yang mungkin mendorong Federal Reserve untuk membahas  tapering  stimulus besar-besaran lebih cepat.
Imbal hasil US Treasury jatuh ke posisi terendah yang tidak terlihat sejak awal Maret pada satu titik di perdagangan Asia, dengan  trader  mengatakan  short-covering  mendorong reli tersebut.
"Dengan latar belakang pasar global yang berubah lebih konstruktif bagi investasi obligasi, investor dapat kembali fokus pada perbedaan imbal hasil," kata analis OCBC Bank dalam sebuah catatan.
Mata uang dan obligasi  emerging market  Asia, meski dianggap lebih berisiko, secara tradisional memberikan  yield  lebih tinggi dari rekan-rekan mereka di negara maju.
Imbal hasil surat utang Indonesia bertenor 10-tahun, yang menawarkan salah satu  return  tertinggi di  emerging market,  jatuh ke level terendah sejak pertengahan Februari sebelum rebound ke tingkat yang terlihat awal pekan ini.
Setelah rilis data inflasi Amerika, fokus kini akan beralih ke pertemuan kebijakan The Fed minggu depan, yang akan terjadi bersamaan dengan pertemuan bank sentral di Indonesia, Taiwan dan Jepang.
Pasar saham di kawasan itu juga sebagian besar menguat, dengan Korea Selatan memimpin setelah melesat 0,8%, sementara Thailand, Filipina, dan lainnya meningkat tidak lebih dari setengah persen.
Sebagai tanda  confidence , bank sentral Thailand mengizinkan perbankan untuk membayar dividen interim, dengan mengatakan mereka memiliki modal yang cukup untuk menghadapi dampak wabah Covid-19. Sejumlah bank terbesar di negara itu melonjak sekitar 1%.
Di Singapura, bursa saham relatif flat dan dolar lokal bergerak sedikit lebih tinggi. Negara itu merencanakan pelonggaran bertahap pembatasan Covid-19 mulai pekan depan. (ef)

Sumber : Admin