Kekhawatiran Pada Lonjakan Inflasi dan Komoditas Menggerus Market Asia
Wednesday, May 12, 2021       09:14 WIB

Ipotnews - Market saham Asia merosot pada awal perdagangan hari Rabu (12/5) pagi seiring pelemahan bursa Wall Street. Investor diliputi kekhawatiran bahwa inflasi yang lebih cepat dan lonjakan harga komoditas dapat menguji pemulihan ekonomi dari pandemi.
Imbal hasil US Treasury stabil dan USD menguat. Investor menunggu rilis data inflasi dan lelang surat utang pemerintah USA yang berpotensi memicu aksi jual obligasi.
"Ini semua tentang ekspektasi inflasi," kata Priya Misra, Anali pada TD Securities seperti dikutip Bloomberg.Priya menambahkan rilis data inflasi USA memberi sinyal inflasi kemungkinan naik untuk sementara waktu. "Pembahasan tentang taperin akan muncul dan kemudian kita bisa mendapatkan pergerakan suku bunga yang lebih besar," ujarnya.
Harga komoditas di antaranya tembaga diperdagangkan ke level rekor Indeks Spot kommoditas Bloomberg berada di level tertinggi dalam hampir 1 dekade.Pemerintah China menaikkan batas perdagangan dan syarat margin di bursa komoditas karena otoritas setempat mencoba untuk meredam harga setelah reli di pasar komoditas.
Reuters memberitakan, market Asia bergerak ke level terendah dalam sebulan terakhir pada hari ini karena investor berspekulasi lonjakan harga komoditas dan naiknya tekanan inflasi di USA dapat mendorong suku bunga naik serta kenaikan yield obligasi secara global.
Indeks MSCI Asia Pasifik (tidak termasuk Jepang) turun 0,1 persen setelah pada Selasa kemarin turun 1,6 persen. Pelemahan hari Selasa adalah koreksi terburuk sejak 24 Maret tahun ini.
"Tidak adan katalis yang jelas dibalik ini," kata Marios Hadjikyriacos, analis investasi pada lembaga XM. Menurutnya kombinasi ketakutan pada inflasi kembali bangkit dan pelaku pasar menaikkan valuasi, memotong eksposur mereka terhadap apapun dengan valuasi yang diperluas.
Bursa saham Jepang tergelincir. Indeks Nikkei 225 turun 0,6 persen. Tekanan juga terjadi di bursa Australia dimana Indeks S&P/ASX 200 turun 0,4 persen. Begitu pula dengan Indeks Kospi di pasar saham Korsel terkoreksi 0,1 persen. Indeks Shanghai Composite flat dan Indeks Shenzhen Component melemah 0,45 persen. Indeks Hang Seng flat.
Kalangan analis mengatakan aksi jual sebagian besar menyasar saham teknologi. Ini menunjukkan investor menjauh dari permainan yang lebih spekulatif daripada sepenuhnya kehiangan kepercayaan pada prospek ekonomi.
Perhatian pelaku pasar kini ke arah rilis laporan inflasi USA yang akan diterbitkan oleh Departemen Tenaga Kerja USA pada hari Rabu ini waktu setempat. Ekspektasi pasar menyatakan inflasi USA akan mengalami kenaikan. Yield obligasi tetap berada di kisaran yang ketat. Imbal hasil obligasi pemerintah USA tenor 10 tahun naik tipis ke level 1,6306 persen, masih jauh dari level 2 persen yang terlihat sebelum pandemi virus corona.
(reuters/bloomberg/mk)

Sumber : admin

berita terbaru
Wednesday, Apr 24, 2024 - 12:08 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of RAJA
Wednesday, Apr 24, 2024 - 12:04 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of FASW
Wednesday, Apr 24, 2024 - 11:47 WIB
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PSKT
Wednesday, Apr 24, 2024 - 11:31 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BUMI
Wednesday, Apr 24, 2024 - 11:30 WIB
Kepemilikan Saham 31 Maret 2024 TOPS
Wednesday, Apr 24, 2024 - 11:00 WIB
MPX Logistics (MPXL) Sepakat Bagi Dividen Rp3 Miliar