Kemudahan Diversifikasi Portofolio Investasi Saat Pandemi
Friday, September 11, 2020       15:18 WIB

Berapakah jumlah investor di pasar modal saat ini? Lumayan, sudah mencapai 3 juta orang per September 2020. Jika kita melihat angka ini, tentu ada yang lantas berpikir masih sangat sedikit sekali, jika dibandingkan dengan jumlah seluruh penduduk Indonesia yang mendekati 270 juta orang atau hanya sebesar kurang dari 2%.
Tapi kalau kita lihat perkembangannya sejak 2018 ke 2019, jumlah investor yang sebelumnya hanya 1,6 juta orang bertambah 2,48 juta, atau meningkat 53%. Di September 2020 jumlahnya sudah mencapai 3 juta, tentu saja perkembangan ini bisa dikatakan cukup besar.
Saat ini sudah banyak masyarakat yang mulai berinvestasi di pasar modal, melalui saham, reksadana, obligasi dan lain-lain. Ini juga berkat peran lembaga-lembaga keuangan yang cukup aktif melakukan promosi dan edukasi di media sosial.
Saat ini ada banyak grup whatsapp para investor, yang paling aktif terutama adalah investor saham tentunya. Tapi secara kasat mata, tentu kita dapat melihat banyak dari mereka yang melakukan transaksi karena ikut-ikutan ( mirroring ) teman yang mereka "anggap" berpengalaman, dan "katanya" selalu  cuan ! Sayangnya, banyak dari mereka ini tidak melakukan diversifikasi portofolio. Mengapa diversifikasi itu penting?
Diversifikasi merupakan suatu keharusan. Jika kita hanya berinvestasi pada instrumen saham, sejak awal tahun tentu bakal masih mencatatkan imbal hasil -16.75%, kecuali kita melakukan pembelian lagi ketika harganya turun ( average down ).
Sayangnya, hampir mayoritas saham yang memiliki kapitalisasi besar ( bluec  hips ), yang merupakan kategori terbaik, sekarang ini mengalami imbal hasil negatif.
Sebagai investor yang cerdas, ketika dihadapkan dengan kondisi seperti ini, tentu akan merasa perlu untuk melakukan diversifikasi instrumeninvestasi, salah satunya reksa dana. Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi (MI).
Sayang, sebagian besar produk reksa dana ekuitas masih mencatatkan  return  negatif dari awal tahun. Lalu adakah reksa dana yang masih mencetak imbal hasil positif?
Tentu saja ada, diantaranya adalah reksa dana Danakita Investasi Fleksibel (BF) dan reksa dana Danakita Stabil Pasar Uang (MM). Berturut-turut imbal hasilnya  year to date  adalah 3,45%, dan 3,69%.
Reksa dana Danakita Investasi Fleksibel (BF) adalah reksadana campuran/ h  ybrid  ,  yaitu jenis reksa dana dengan gabungan antara saham, obligasi, deposito, dan  cash . Komposisi bobotnya tergantung dengan strategi dari manajer investasi. Pada dasarnya produk ini cocok untuk investor dengan profil risiko moderat.
Sedangkan untuk Danakita Stabil Pasar Uang adalah jenis reksa dana pasar uang yang hanya melakukan investasi pada instrumen pasar uang dalam negeri dan/atau efek bersifat utang yang diterbitkan dengan jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun. Jenis reksa dana ini cocok untuk investor dengan  risk profilling  konservatif.
Dengan penambahan produk reksa dana campuran atau pasar uang ke portofolio, risiko akibat ketidakpastian perkembangan pandemi saat ini akan menurun.
Menariknya, diversifikasi investasi reksa dana saat pandemic Covid-19 ini sudah sangat mudah. Menikmati Danakita Investasi Fleksibel (BF) dan Danakita Stabil Pasar Uang (MM) bisa dilakukan dengan mudah lewat aplikasi IPOT .
 Sumber:   PT Danakita Investama 

Sumber : PT Danakita Investama