Kesepakatan AS-China Mungkin Tidak Selesai Tahun Ini, Wall Street Tergelincir
Thursday, November 21, 2019       04:38 WIB

Ipotnews - Saham Wall Street merosot, Rabu, mundur dari rekor tertinggi setelah  Reuters  melaporkan kesepakatan perdagangan fase pertama antara China dan Amerika Serikat mungkin tidak akan selesai pada akhir 2019.
Dow Jones Industrial Average turun 112,93 poin, atau 0,4% menjadi ditutup pada posisi 27.821,09, demikian laporan   CNBC   dan  AFP , di New York, Rabu (20/11) atau Kamis (21/11) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 menyusut 0,38% atau 11,72 poin menjadi 3.108,46, sedangkan Nasdaq Composite Index berkurang 0,51% atau 43,93 poin untuk mengakhiri sesi di posisi 8.526,73.
"Sepertinya beberapa alur cerita yang telah terjalin dengan pasar mulai menempatkan lebih banyak tekanan bagi saham," kata Daniel Deming, Direktur Pelaksana KKM Financial. "Pasar mengalami lebih banyak masalah dalam menavigasi lansekap ini dan itu terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa situasi perdagangan sudah mandeg."
Saham Apple anjlok 1,2% bersama dengan Caterpillar. Saham Broadcom merosot 1,9% sementara Analog Devices dan Qualcomm keduanya ditutup melemah lebih dari 2%.
Dilaporkan  Reuters , mengutip pakar perdagangan dan orang-orang yang dekat dengan pemerintahan Presiden Donald Trump, penyelesaian kesepakatan perdagangan parsial dapat didorong menuju 2020 ketika China mencari pengembalian tarif yang lebih luas.
Laporan itu muncul setelah  The Wall Street Journal  mengatakan, mengutip mantan pejabat pemerintahan Trump, bahwa perundingan perdagangan yang sedang berlangsung dapat menemui jalan buntu. Ketidakpastian tentang perdagangan juga tumbuh setelah Senat mengesahkan RUU yang mendukung demonstran Hong Kong. Hal ini mendorong China menuding AS mencampuri urusan dalam negerinya.
Selasa, Trump juga mengatakan akan mengenakan tarif lebih tinggi pada barang-barang China jika Beijing tidak membuat kesepakatan perdagangan. "Jika kita tidak membuat kesepakatan dengan China, saya akan menaikkan tarif lebih tinggi," kata Trump dalam sidang Kabinet.
Indeks utama mencetak rekor  intraday  baru pada sesi Selasa. Saham menggeliat sejak Trump mengumumkan pada 11 Oktober bahwa kedua belah pihak mencapai kesepakatan perdagangan parsial yang akan ditandatangani sekitar bulan ini. Selama sebulan terakhir, Dow dan S&P 500 masing-masing melonjak sekitar 4% sementara Nasdaq reli lebih dari 5%.
"Ini adalah periode pencernaan setelah reli fantastis yang kita lihat sejak awal kuartal ini, tetapi saya juga berpikir kita berada dalam pola bertahan dengan investor menunggu untuk melihat apa hasilnya pada negosiasi perdagangan," kata Larry Adam, CIO Raymond James.
Selain itu, investor juga mencerna risalah dari pertemuan Oktober Federal Reserve. Risalah tersebut menunjukkan pejabat The Fed melihat sedikit kebutuhan untuk memangkas suku bunga lebih jauh. The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga federal sebesar 25 basis poin ke kisaran 1,5% hingga 1,75% akhir bulan lalu.
Di antara perusahaan individu, saham emiten ritel Target melonjak 14,3 persen - hari terbaik sejak 21 Agustus - setelah melaporkan laba kuartal ketiga lebih tinggi didorong kenaikan 4,5 persen dalam penjualan toko.
Perusahaan ritel perbaikan rumah, Lowe's, juga melonjak 3,9 persen setelah melaporkan laba lebih tinggi dari estimasi, yang dikatakan mencerminkan "latar belakang ekonomi makro yang solid" yang mendorong konsumsi. (ef)

Sumber : Admin