Kilas Emiten: ACST, SIDO, SRIL, dan ADRO
Monday, October 29, 2018       08:52 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut layak diperhatikan sebelum memulai transaksi pagi awal pekan ini, Senin (29/10):
1. PT Acset Indonusa Tbk () membukukan penurunan laba 18% secara tahunan pada kuartal III/2018 meski pendapatan tercatat tumbuh 40%. Sementara itu, beban pokok pendapatan perseroan tercatat naik 35,67% secara tahunan pada kuartal III/2018. Di sisi lain, biaya keuangan atau finance costs perseroan mengalami lonjakan 302,22% secara tahunan. Dengan demikian, mengantongi laba setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp91,23 miliar pada kuartal III/2018. Pencapaian tersebut turun 18,01% dari posisi Rp111,27 miliar pada kuartal III/2017. Dalam siaran persnya, memaparkan komposisi pendapatan pada periode tersebut terdiri atas infrastruktur 77%, konstruksi 13%, pondasi 6%, sektor lainnya 4%.
2. PT Industri Jamu dan Farmas Sido Muncul Tbk () telah menetapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 300 miliar untuk mendukung kinerja selama tahun 2018. Manajemen mengatakan, sebagian besar belanja modal digunakan untuk menyelesaikan pembangunan gedung dan fasilitas produksi cairan obat dalam. Untuk tahun depan, belum memiliki rencana besar, paling hanya maintenance capex dan mesin soft capsul yang nilainya tidak material. Sementara untuk ekspor, menargetkan negara Asia Tenggara baru. Sejauh ini, kontribusi pendapatan dari ekspor tidak lebih dari 2%.
3. PT Sri Rejeki Isman Tbk () akan terus memperbesar volume ekspor. Untuk memperluas pangsa pasar, perusahaan menargetkan penjualan ekspor bisa berkontribusi 56%-58% dari total penjualan pada tahun ini. optimistis target ekspor nasional sebesar US$ 30 miliar di tahun 2025 dapat tercapai melalui program roadmap yang diadakan dengan Kementerian Perdagangan dalam Dialog Tekstil Nasional 2018. Tahun ini, perusahaan menganggarkan belanja modal US$ 30 juta - US$ 40 juta untuk pemeliharaan mesin dan bangunan serta penambahan kapasitas di segmen garmen dari 27 juta potong per tahun jadi 30 juta potong per tahun 2018. Manajemen mengatakan, angka tersebut di luar biaya akuisisi dua perusahaan yaitu PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries sebesar USD 85 juta dolar.
4. PT Adaro Energy Tbk () melaporkan penjualan batu bara perseroan pada kuartal III/2018 sebesar 15,47 juta ton selama kuartal III/2018, meningkat 9% dibandingkan penjualan perseroan pada periode yang sama tahun lalu. Perseroan mengungkapkan total produksi pada kuartal III/2018 mencapai 14,93 juta ton atau meningkat 5% secara year-on-year (yoy). Jika dibandingkan kuartal sebelumnya, produksi dan penjualan perseroan masing-masing terkerek 14% dan 20%. Selain itu, menyebut nisbah kupas gabungan perseroan pada kuartal III/2018 mencapai 5,45 kali atau naik tipis dibandingkan kuartal III/2017 yang sebesar 5,02 kali. Musim kering pada kuartal III/2018 mendukung aktivitas pengupasan lapisan penutup. Perseroan mempertahankan panduan nisbah kupas 2018 pada level 4,9 kali. Perseroan mencatat pada kuartal III/2018 suplai batu bara berkalori tinggi cukup ketat di pasar seaborn karena Australia sebagai produsen utama sedang dilanda masalah cuaca yang memengaruhi aktivitas produksi dan ketersediaan infrastruktur.

Sumber : admin