Kilas Emiten: ADHI, INDY, AGII, ZONE, dan FISH
Thursday, December 13, 2018       09:07 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut menarik diperhatikan sebelum memulai transaksi pagi ini, Kamis (13/12):
1. PT Adhi Karya Tbk () merealisasikan 92,27% kontrak baru dari total target Rp23,3 triliun yang dibidik pada 2018. Perseroan menerangkan kontribusi perolehan kontrak baru terbesar masih berasal dari konstruksi dan energi dengan porsi 94,4% sampai November 2018. Kemudian, sektor properti berkontribusi sebesar 4,8% dan sisanya lini bisnis lainnya. Berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri atas proyek gedung sebanyak 38,1%, jalan dan jembatan 47,9%, serta infrastruktur lainnya 14%. Dari sumber dana, proyek Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) mendominasi dengan 55,8%, pemerintah 19,1%, dan swasta lainnya 25,1%.
2. PT Indika Energy Tbk () melalui anak perusahaannya yaitu PT Indika Mineral Investindo menandatangani Perjanjian Penyertaan Saham (Subscription Agreement) dengan Nusantara Resources Limited untuk melakukan penyertaan sebesar 33,4 juta lembar saham. Dengan terpenuhinya syarat dan kondisi yang diatur dalam perjanjian, Indika Energy akan menjadi pemegang saham di Nusantara dengan total kepemilikan 19,9%. Melalui private placement, Nusantara akan menambah kas dan digunakan untuk melanjutkan pengembangan Proyek Emas Awak Mas melalui studi lanjutan optimalisasi tambang, eksplorasi sekitar tambang, persiapan konstruksi proyek, dan pembiayaan proyek. Awak Mas memiliki prospek yang menjanjikan dengan perkiraan cadangan ore 1,1 juta ounce dan sumber daya sebesar 2 juta ounce di Sulawesi Selatan. Proyek ini berbiaya rendah dan memiliki umur tambang yang panjang, serta memiliki potensi eksplorasi yang besar.
3. PT Aneka Gas Industri Tbk () membidik pendapatan perseroan pada tahun depan dapat meningkat 12% dibandingkan dengan tahun ini. Manajemen menyampaikan iklim bisnis perseroan saat ini terbilang penuh tantangan seperti kecenderungan suku bunga yang meningkat, dan depresiasi dolar yang berpotensi menganggu kinerja perseroan. Pada tahun depan perseroan siap menggelontorkan maksimal Rp300 miliar untuk investasi alat-alat pemasaran, sekitar 10 filling station gas perseroan, sekaligus 2 on-sites untuk meningkatkan produksi perseroan. Terkait target laba bersih, Aneka Gas Industri memprediksi pada 2019 bottomline akan berkisar 4%--5% dari total penjualan perseroan. Namun, porsi tersebut akan sangat bergantung pada upaya perseroan menata liabilitas.
4. PT Mega Perintis Tbk () akan meningkatkan kapasitas produksi sebesar 10% pada tahun depan. Strategi ini dilakukan untuk merealisasikan target penjualan yang ditetapkan pada 2019. Perseroan mengatakan, peningkatan kapasitas produksi itu merupakan salah satu langkah strategi perseroan yang disiapkan untuk menghadapi tahun depan. Langkah lain adalah dengan menambah jaringan penjualan. Perseroan menyiapkan dana senilai Rp30 miliar untuk belanja modal pada tahun depan di mana sebagian besar dana akan digunakan untuk menambah gerai baru sebanyak 20 unit. Dengan demikian, total kepemilikan gerai mencapai 132 unit pada akhir 2019. Adapun kebutuhan investasi untuk setiap gerai adalah sekitar Rp1 miliar hingga Rp1,5 miliar.
5. PT FKS Multi Agro Tbk () memproyeksikan angka pertumbuhan perusahaan masih akan sama dengan kuartal III 2018 lalu. Pada periode hingga September tersebut, penjualan bersih perusahaan tumbuh 9,5% year on year (yoy) menjadi US$ 747,48 juta atau naik dari tahun sebelumnya sebesar US$ 682,07 juta. Sayangnya laba bersih perusahaan atau laba tahun berjalan yang dapat di distribusikan kepada pemilik entitas induk harus menurun 12,14% yoy menjadi US$ 9,99 juta. Manajemen mengatakan, penurunan ini terutama terjadi karena peningkatan beban umum dan administrasi sekitar US$ 1,6 juta atau sekitar 17% yang terkait dengan peningkatan biaya tenaga kerja di anak perusahaan yang baru beroperasi di akhir 2017 serta biaya konsultasi dan manajemen. Selain itu, perusahaan juga cukup tertekan dengan adanya tren pelemahan rupiah. Rugi selisih kurs atas penjabaran laporan kuangan tercatat sebesar US$ 3,47 juta, naik signifikan dari tahun sebelumnya sebesar US$ 412.108.

Sumber : admin