Kilas Emiten: ANDI, PTBA, dan BAPI
Tuesday, September 17, 2019       09:18 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut layak diperhatikan sebagai referensi transaksi saham hari ini, Selasa (17/9):
1. PT Andira Agro Tbk ( ANDI ) berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari semula Rp 100 per saham menjadi Rp 20 per saham. Selain itu, manajemen juga akan meminta persetujuan mengubah pasal 4 ayat 1 dan ayat 2 mengenai Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham. Dari sisi kinerja, penjualan perseroan tampak suram sejalan dengan kondisi harga crude palm oil (CPO) yang masih tertekan. ANDI mencatatkan penurunan penjualan sepanjang semester I-2019 yaitu turun 7,86% di semester I-2019 menjadi Rp 135,99 miliar. Tahun lalu di periode yang sama, ANDI meraup pendapatan sebesar Rp 147,60 miliar.
2. PT Bukit Asam Tbk ( PTBA ) membukukan pendapatan Rp10,61 triliun dan laba bersih Rp2 triliun di semester I/2019. Sepanjang Januari-Juni 2019, pendapatan PTBA tumbuh 1,14 persen secara tahunan dari Rp10,49 triliun pada semester I/2018. Di sisi lain, laba bersih PTBA tergerus 24,42 persen dari Rp2,65 triliun menjadi Rp2 triliun. Manajemen mengatakan pertumbuhan pendapatan sejalan dengan peningkatan volume penjualan batu bara sebesar 9,7% secara tahunan menjadi 13,4 juta ton. Namun, pendapatan hanya naik tipis karena harga jual rata-rata turun 6,8% dari Rp835.965/ton pada semester I/2018 menjadi menjadi Rp778.821 per ton pada semester I/2019. Adapun PTBA mencatatkan pendapatan sebesar Rp10,6 triliun, yang terdiri atas penjualan batu bara domestik sebesar 53%, penjualan batu bara ekspor sebesar 45%, dan aktivitas lainnya seperti penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit, dan jasa sewa. Di tengah penurunan harga batu bara acuan (HBA), perseroan telah berupaya untuk mengoptimalkan peluang pasar ekspor ke beberapa negara, seperti India, Korea Selatan, Hong Kong, Filipina, Taiwan, dan sejumlah negara Asia lainnya, ditengah penurunan harga batu bara acuan (HBA). Kinerja tersebut juga didukung oleh strategi optimasi penjualan ekspor batu bara medium to high calorie ke premium market. Saat harga emas hitam melemah, PTBA membukukan kenaikan beban pokok penjualan sebesar 13% secara tahunan menjadi Rp6,96 triliun. Peningkatan disebabkan oleh biaya angkutan kereta api seiring dengan peningkatan volume angkutan batu bara. Selain itu, kenaikan biaya jasa penambangan juga terjadi seiring dengan peningkatan produksi dan peningkatan stripping rasio pada semester I/2019 sebesar 4,6 dari 4,3 pada semester I/2018.
3. PT Bhakti Agung Propertindo Tbk ( BAPI ) akan mengucurkan investasi Rp800 miliar untuk pengembangan kawasan mix used properti di Ciledug, Tangerang. Manajemen mengatakan sejauh ini perseroan hanya memiliki satu proyek kawasan mix-used di daerah Ciledug. Di lokasi tersebut, BAPI akan membangun dua tower apartemen, satu kondotel, dan juga kawasan komersial untuk lahan seluas 12.000 meter persegi dan bangunan seluas 84.000 meter persegi. Total proyek tersebut menghabiskan dana sekitar Rp800 miliar. Adapun sisa dana yang dibutuhkan didapatkan dari kombinasi dana internal dan pinjaman dari BTN. BAPI menargetkan proyek kawasan mix-used akan selesai seluruhnya pada 2022. Saat ini satu tower apartemen sudah selesai dan telah dipasarkan. Sementara untuk tower kedua, BAPI akan membangun dan memasarkannya tahun depan. Dari kedua tower tersebut, BAPI akan membangun 1.300 unit apartemen yang seluruhnya akan dijual. BAPI juga akan membangun kondotel untuk pendapatan berulang perseroan. Rencananya kondotel tersebut akan memiliki 157 unit kamar dan rampung pada 2022. Selain menerbitkan saham baru dalam rangka penawaran umum perdana saham, BAPI juga menerbitkan waran seri 1 sebanyak 1,34 miliar yang dapat dikonversi menjadi saham dengan harga pelaksanaan Rp155. Manajemen mengatakan waran tersebut rencananya akan dipakai perseroan untuk melakukan ekspansi dalam 2 tahun ke depan.

Sumber : admin