Kilas Emiten: ASII, FILM, KAEF, dan ADRO
Tuesday, March 05, 2019       09:00 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut ini menarik diperhatikan untuk menambah referensi sebelum memulai transaksi saham hari ini, Selasa (5/3):
1. PT Astra International Tbk () resmi mengumumkan pembentukan perusahaan patungan (joint venture) dan suntikan modal kepada Go-Jek dengan nilai investasi tahap pertama sebesar US$ 100 juta. Dengan tambahan investasi tersebut, total investasi perseroan pada Go-Jek saat ini telah mencapai US$ 250 juta. Perusahaan patungan ini, nantinya akan menyediakan ribuan unit armada dengan sistem pengelolaan operasional kendaraan yang didukung oleh Astra FMS (Fleet Management System) dan teknologi ride hailing pada aplikasi Go-Jek, khususnya untuk layanan Go-Car. Kemitraan strategis yang terjalin antara perseroan dan Go-Jek ini diharapkan dapat memaksimalkan potensi Indonesia untuk terus menjadi pelopor ekonomi digital yang terdepan di kawasan Asia Tenggara.
2. PT MD Pictures Tbk () dan anak usahanya PT Studio Tujuh berencana akan membangun sebuah sound stage dan studio sound mixing. Nantinya perseroan bersama dengan anak usahanya akan mendapatkan pendapatan tambahan dari hasil usaha bersama pembangunan studio sound mixing dan sound stage di tingkat lokal maupun internasional. Manajemen juga menyampaikan bahwa dengan tersedianya studio sound mixing dan sound stage, perseroan maupun rumah produksi film lainnya di Indonesia dapat terbantu dalam menyelesaikan pekerjaan film bahkan FTV yang berkualitas Proses pengerjaan itu diperkirakan akan dimulai bulan ini hingga Juli 2019 mendatang dengan dana investasi sebesar Rp40 miliar. Sumber dana yang akan digunakan perseroan berasal dari dana hasil dari penawaran saham umum atau IPO.
3. PT Kimia Farma (Persero) Tbk () mencatatkan kenaikan penjualan dan laba bersih masing-masing 21,65% dan 27,27% pada 2018. Perseroan juga dapat menjaga beban pokok penjualan tumbuh lebih kecil dari penjualan. Perseroan mencatatkan beban pokok penjualan sebesar Rp4,67 triliun atau tumbuh 19,06% secara yoy. Adapun, beban usaha tercatat sebesar Rp2,21 triliun. Sementara itu, beban kurs mata uang asing sebesar Rp2,74 miliar, melonjak dari tahun sebelumnya hanya Rp38,29 juta. Di samping itu, beban keuangan tercatat sebesar Rp187,29 miliar. Dengan demikian, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp415,90 miliar. Raihan laba bersih pada 2018 tumbuh 27,27% secara yoy. Lebih lanjut, jumlah aset perseroan melonjak 55,19% secara year on year dari Rp6,10 triliun periode 31 Desember 2017 menjadi Rp9,46 miliar periode 31 Desember 2018. Jumlah liabilitas dan ekuitas masing-masing Rp6,10 triliun dan Rp3,36 triliun.
4. PT Adaro Energy Tbk () mencatatkan laba bersih yang dikantongi turun 13,56% secara tahunan pada 2018 di tengah pertumbuhan pendapatan yang mencapai dua digit tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan 2018, perseroan mengantongi pendapatan US$3,62 miliar pada 2018. Realisasi tersebut tumbuh 11% dari US$3,25 miliar pada 2017. Akan tetapi, beban pokok pendapatan perseroan tercatat naik lebih tinggi secara tahunan pada 2018. Beban pokok pendapatan naik 14% dari US$2,11 miliar pada 2017 menjadi US$2,41 miliar pada 2018. Dengan demikian, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$417,72 juta pada 2018. Jumlah itu turun 13,56% dari US$483,29 juta pada 2017.

Sumber : admin