Kilas Emiten: AUTO, KINO, PTBA, dan APEX
Tuesday, October 29, 2019       08:56 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut layak diperhatikan untuk menambah referensi transaksi saham hari ini, Selasa (29/10):
1. PT Astra Otoparts Tbk () mencatatkan pertumbuhan laba bersih 23,68 persen pada periode sembilan bulan 2019. mengantongi pendapatan senilai Rp11.62 triliun, tumbuh tipis 1,04% dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada periode yang sama tahun lalu. Namun, beban pokok pendapatan perseroan per kuartal III/2019 tercatat lebih rendah 1,38 persen menjadi Rp9,99 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp10,13 triliun. Dari hasil tersebut mencatatkan pertumbuhan laba kotor 19,11 persen dengan realisasi senilai Rp1,62 triliun dibandingkan dengan laba kotor per kuartal III/2018 senilai Rp1,36 triliun. Perseroan melaporkan bahwa laba sebelum pajak perseroan tercatat tumbuh 29,09 persen menjadi Rp759,82 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp588,57 miliar.
2. PT Kino Indonesia Tbk () mencatatkan kinerja yang solid hingga akhir September 2019. Perseroan mengantongi pendapatan Rp 3,48 triliun pada periode sembilan bulan pertama 2019. Pendapatan tersebut meningkat 33,85% secara tahunan jika dibandingkan dengan September tahun lalu yang sebesar Rp 2,60 triliun. Porsi terbesar pendapatan berasal dari segmen perawatan tubuh yang meningkat 29,13% menjadi Rp 1,64 triliun. Penjualan minuman juga naik 19,09% menjadi Rp 1,31 triliun. Adapun laba bersih membukukan kenaikan 323,74% menjadi Rp 447,09 miliar pada periode yang sama. Naiknya laba bersih terjadi akibat adanya keuntungan pembelian dengan diskon sebesar Rp 264,21 miliar. Keuntungan tersebut berasal dari nilai pembelian saham anak usaha , yakni PT Kino Food Indonesia. Kino menambah kepemilikan pada Kino Food dari sebelumnya 29,40% menjadi 80,40% pada tahun ini. Pada akhir September, memiliki total aset Rp 4,66 triliun. Total ekuitas mencapai Rp 2,65 triliun dengan liabilitas Rp 2,01 triliun.
3. PT Bukit Asam Tbk () mencatatkan pendapatan sebesar Rp 16,25 triliun untuk periode kuartal III 2019 atau naik tipis 1,36% bila dibandingkan realisasi penjualan pada periode yang sama tahun 2018. Pendapatan tersebut terdiri atas penjualan batubara domestik sebesar Rp 9,8 triliun (56%), penjualan batubara ke pasar ekspor sebesar Rp 6,36 triliun (42%), dan pendapatan dari aktivitas lainnya seperti penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah yang berkontribusi sebesar 2% dari total pendapatan. Hingga September 2019, telah menjual 20,6 juta batubara atau naik 10,7% dibandingkan realisasi penjualan periode tahun lalu. Kenaikan juga terjadi produksi batubara. Hingga kuartal III 2019, telah memproduksi 21,6 juta ton batubara atau naik 9,6%. Kapasitas angkutan batubara naik 4,7% menjadi 17,8 juta ton. Di sisi lain, beban pokok penjualan pada kuartal III 2019 juga ikut naik 12,6% menjadi Rp 10,5 triliun. Kenaikan beban pokok pendapatan tersebut jauh lebih tinggi daripada kenaikan pendapatan.
4. PT Apexindo Duta Pratama Tbk () berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 69,12 juta pada kuartal III-2019. Jumlah tersebut meningkat tipis 0,27% (yoy) dari kuartal yang sama di tahun sebelumnya sebesar US$ 68,93 juta. Kontributor pendapatan terbesar berasal dari segmen bisnis jasa pengeboran lepas pantai. Segmen tersebut memiliki turunan yakni swampbarges dimana perusahaan mampu mencetak pendapatan sebesar US$ 32,14 juta hingga kuartal ketiga lalu. Adapun segmen turunan jack-up mampu menyumbang pendapatan sebesar US$ 35,53 juta. Di sisi lain, segmen bisnis jasa pengeboran darat mampu mencatatkan pendapatan sebesar US$ 4,18 juta per kuartal tiga silam. Sementara itu, juga berhasil mencatatkan penurunan beban langsung sebesar 18,03% (yoy) dari US$ 67,53 juta di kuartal III-2018 menjadi US$ 55,35 juta di kuartal III-2019. Namun, beban usaha mengalami kenaikan 2,74% (yoy) menjadi US$ 11,23 juta di kuartal tiga tahun ini. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan mencatatkan beban usaha sebesar US$ 10,93 juta. Dengan demikian, memperoleh laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 18,72 juta pada kuartal III-2019. Di kuartal tiga tahun lalu, perseroan masih menderita rugi bersih sebesar US$ 34,66 juta.

Sumber : admin