Kilas Emiten: DOID, SMGR, FREN, dan RAJA
Thursday, February 21, 2019       08:32 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut layak memperkaya referensi perdagangan hari ini, Kamis (21/2):
1. PT Delta Dunia Makmur Tbk () membukukan pertumbuhan pekerjaan volume pengupasan lapisan penutup atau overburden removal 23% secara tahunan pada Januari 2019. Realisasi tersebut naik dari 24,8 juta bcm periode yang sama tahun lalu. . Di sisi lain, terjadi pertumbuhan volume produksi batu bara perseroan sebesar 31% secara tahunan pada Januari 2019. Jumlah produksi naik dari 3,2 juta ton menjadi 4,2 juta ton. Dalam laporannya, perseroan melaporkan total volume ob sebesar 392,6 juta bcm sepanjang 2018. Sementara itu, total volume produksi batu bara sebesar 42,1 juta ton pada tahun lalu. Realisasi tersebut sejalan dengan target volume OB yang dipasang perseroan pada 2018. Perseroan memproyeksikan volume OB berkisar 375 juta bcm - 425 juta bcm pada tahun lalu.
2. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk () mencatatkan volume penjualan semen 2,15 juta ton pada Januari 2019. Manajemen menyampaikan bahwa penjualan tersebut terhitung mengalami penurunan sebesar 6,2% dibandingkan dengan Januari 2018 yakni 2,28 juta ton. Manajemen juga menambahkan bahwa penjualan semen yang mengalami penurunan adalah jenis semen curah dan banyaknya proyek-proyek perseroan yang sudah selesai. Untuk mengantisipasi hal tersebut ke depannya, pada 2019, perseroan akan memperluas jaringan produksi dan distribusi serta meningkatkan diversifikasi produk semen dan turunannya. Sementara itu, manajemen menyebutkan bahwa penopang penjualan perseroan pada Januari 2019 berasal dari tiga wilayah. yaitu Pulau Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Timur.
3. PT Smartfren Telecom Tbk () menganggarkan belanja modal sebesar US$200 juta pada tahun ini. Dana tersebut rencananya akan diambil dari kas internal (operasional) dan pinjaman bank serta perseroan pun menargetkan pendapatannya berada di atas 10%. Adapun kinerja perseroan per Desember 2018 masih mencatatkan kerugian. Pada periode yang berakhir 30 September 2018, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp3,95 triliun, meningkat 19% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp3,32 triliun. Pada periode tersebut, rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perusahaan yaitu Rp2,5 triliun, mengecil 11,1% secara yoy. Sementara itu, jumlah beban usaha naik 20,37%, dan rugi kurs perseroan melonjak 857,07% ke level Rp573,39 miliar.
4. PT Rukun Raharja Tbk () masih memiliki peluang untuk melanjutkan kontrak dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) di 2019Sebelumnya dikabarkan bahwa beberapa kontrak penjualan gas dengan PLN berakhir di 2019. Salah satu faktornya, PLN kini membeli gas langsung dari produsen demi bisa menekan harga. Di sisi lain, manajemen juga menyampaikan bahwa pada tahun ini perusahaan akan terus menggenjot penjualan gas ke sektor industri langsung. Untuk kinerja 2019, perseroan berharap masih bisa mencatatkan peningkatan pendapatan sebanyak 5,9% dari US$ 120,17 juta menjadi Rp 127,34 juta. Namun, untuk laba kotor diperkirakan turun sebanyak 26,2%, akibat turunnya marjin gas trading dan penurunan kontribusi pendapatan dari toll fee. Ke depannya, perusahaan akan terus melakukan efisiensi atas biaya operasional untuk memperkecil gap penurunan laba perusahaan. Bahkan, perseroan juga berencana melakukan investasi pada proyek potensial, sehingga dapat meningkatkan total aset.

Sumber : admin