Kilas Emiten: GPRA, PGAS, ZINC, dan HMSP
Wednesday, February 13, 2019       09:04 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut layak diperhatikan sebelum memulai transaksi pagi ini, Rabu (13/2):
1. PT Perdana Gapuraprima Tbk () siap menggelontorkan belanja modal senilai Rp300 miliar pada tahun ini. Manajemen mengungkapkan bahwa pihaknya masih akan melakukan pembangunan perumahan dan berencana meluncurkan beberapa cluster perumahan pada tahun ini. Mengutip laporan keuangan september 2018, perseroan memiliki 4 proyek yang masih dalam proses konstruksi. Total nilai keempat proyek tersebut mencapai Rp245,7 miliar. Rencananya perseroan juga akan melepas kepemilikan saham anak usaha ke lantai pasar modal Indonesia dengan mengincar target dana hingga Rp200 miliar. Nantinya dana hasil initial public offering (IPO) tersebut akan digunakan untuk pembelian lahan.
2. PT Perusahaan Gas Negara Tbk () memproyeksikan investasi yang dibutuhkan untuk tambahan 4,7 juta sambungan baru mencapai Rp12 triliun sampai dengan 2025. Terkait dengan pendanaan proyek tersebut, perseroan akan merumuskan beberapa skema, di antaranya anggaran pendapatan dan belanja negara ( APBN ), dana internal, pinjaman, dan kemitraan. Saat ini, jaringan transmisi dan distribusi gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil (Jargas) telah tersambung sebanyak 400.000. Perseroan juga memproyeksikan dapat menambah 800.000 sambungan baru pada 2019. Seperti diketahui, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Gas Bumi melalui Jargas. Oleh karena itu perseroan pun telah menyiapkan proposal untuk program pengembangan Jargas. Di dalamnya, telah terdapat penjelasan detail mengenai perincian lokasi-lokasi yang akan dipasang pipa gas oleh perseroan. Perseroan juga telah melengkapi kajian feasible study untuk pengembangan Jargas yang diminta oleh pemerintah.
3. PT Kapuas Prima Coal Tbk () menyiapkan belanja modal (capex) sekitar US$ 10 juta tahun ini. Capex tersebut akan digunakan untuk pembelian alat berat dan penunjang pengambilan ore dari dalam tanah (underground). Belanja modal tahun ini nantinya berasal dari kas operasional perusahaan hasil dari penerbitan obligasi pada 2018 lalu. Selain itu, sumber lainnya berasal dari utang pihak ketiga yang direalisasikan pada Desember 2018. Pada tahun ini, ekspansi yang dilakukan perseroan mencakup pengembangan infrastruktur untuk cadangan mineral yang berada di bawah tanah. dan pengembangan pengambilan ore dari setiap terowongan dalam tanah agar semakin besar dan efisien. Sementara itu, perseroan juga menargetkan pendapatan pada 2019 sebesar US$ 90 juta. Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan mengoptimalisasi pabrik flotasi kedua milik perusahaan. Pabrik flotasi kedua tersebut diharapkan bisa menambah kapasitas produksi yang sebelumnya sebesar 1.200 ton per hari menjadi 2.000 ton-2.500 ton per hari.
4. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk () mencatatkan kenaikan volume penjualan sebesar 0,1% secara year on year dengan total penjualan sebesar 101,4 miliar batang pada 2018. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Philip Morris International (PMI), penjualan rokok perseroan pada kuartal IV/2018 sebesar 26,9 miliar batang, sama dengan penjualan pada periode yang sama tahun lalu. Adapun lebih rincinya, penjualan pada kuartal IV/2018 lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, yakni penjualan 23 miliar batang pada kuartal I/2018, 25 miliar batang pada kuartal II/2018, 26,5 miliar batang pada kuartal III/2018. Dengan demikian, sepanjang Januari-Desember 2018, perseroan membukukan penjualan rokok sebanyak 101,4 miliar batang. Jika dibandingkan dengan penjualan pada 2017 sebesar 101,3 miliar batang, maka penjualan pada 2018 naik 0,1%. Dengan raihan tersebut, perseroan dapat mempertahankan pangsa pasar sebesar 33% dari total penjualan rokok domestik sebesar 307 miliar batang pada 2018, sama seperti tahun sebelumnya.

Sumber : admin