Kilas Emiten: ISAT, CITA, WIKA, dan ELSA
Friday, October 19, 2018       08:41 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut ini bisa menjadi referensi sebelum memulai transaksi pada akhir pekan ini, Jumat (19/10):
1. PT Indosat Tbk () menyebut manajemen perusahaan dan pemegang saham sempat mendiskusikan aksi akuisisi yang berpeluang dilakukan emiten penyedia jasa telekomunikasi tersebut. Perseroan menyampaikan baik dari sisi pemegang saham perusahaan maupun pemerintah, sangat akomodatif pada aksi konsolidasi perusahaan-perusahaan telekomunikasi.
Perseroan mencontohkan beberapa negara yang pemerintahnya mewajibkan adanya konsolidasi pada industri telekomunikasi. Dari sisi bisnis, langkah tersebut mungkin untuk ditempuh jika memang lebih menguntungkan perseroan. Sebagaimana diketahui, Menteri Komunikasi dan Informatikan Rudiantara pun mendorong industri telekomunikasi melakukan konsolidasi untuk mencapai kinerja yang lebih efisien.
2. PT Cita Mineral Investindo Tbk () membukukan penjualan senilai Rp1,4 triliun pada periode Januari--September 2018. Raihan pendapatan itu berasal dari penjualan Mineral Grade Bauxite (MGB) sejumlah 3,3 juta ton dengan rincian pasar ekspor 2 juta ton dan domestik 1,3 juta ton. MGB memiliki kadar aluminium sekitar 45%-48%. Seluruh penjualan ekspor dikirim ke 4 perusahaan di China. Adapun, penjualan domestik perusahaan diserap seluruhnya oleh PT Well Harvest Mineral Refinery (WHW). Perseroan menyampaikan, pada semester II/2018 perusahaan memerkirakan perolehan pendapatan dan laba bersih dapat bertumbuh sekitar 20% dibandingkan periode 6 bulan sebelumnya. Target itu direvisi dari estimasi awal tahun ini dimana pendapatan dipatok sebesar Rp1,8 triliun dan laba Rp400 miliar. Per Juni 2018, membukukan pendapatan Rp887,22 miliar dan laba bersih Rp310,86 miliar. Mengacu kepada estimasi kenaikan 20%, maka pada akhir tahun ini perusahaan dapat mencatatkan pendapatan sejumlah Rp1,95 triliun, dan laba bersih Rp683,89 miliar.
3. PT Wijaya Karya Tbk () optimistis target kontrak order book sebesar Rp130 triliun dapat tercapai pada akhir 2018. Dari perkiraan total order book hingga akhir tahun tersebut, perseroan dapat mencapai pendapatan pada 2018 senilai Rp39 triliun dan laba Rp2,03 triliun. Manajemen optimistis, perseroan dapat memenuhi sisa target order book sebesar Rp25 triliun yang berasal dari proyek hasil kesepakatan di Bali beberapa waktu lalu. Di samping itu, perseroan juga mencapai kesepakatan bisnis luar negeri bersama The Development Bank of Rwanda dan Indonesia Eximbank. Pada 2019, perseroan menyasar kontrak baru dari luar negeri senilai Rp4,5 triliun. Setelah eksis di enam negara, pada tahun ini perseroan akan menjajaki negara lain di benua Afrika. Salah satunya, Senegal berupa proyek infrastruktur senilai US$100 juta dan proyek untuk kawasan wisata sebesar US$250 juta.
4. PT Elnusa Tbk () memeroleh dua kontrak di sektor jasa hulu minyak dan gas dengan nilai lebih dari Rp1 triliun. Perseroan menyampaikan, perusahaan memenangkan dua tender pekerjaan jasa hulu migas, yakni survei seismic darat 2D & 3D di Pesut Mas, Sulawesi Tengah, dan pengeboran modular di Sanga-sanga serta Attaka, Kalimantan Timur. Kedua kontrak baru dengan durasi 3 tahun ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi perseroan. Di sisi lain, portofolio kontrak Elnusa antara jasa hulu migas dengan distribusi logistik energi kian berimbang. Sepanjang 2018, komposisi pendapatan dari hulu migas berkisar 40%, sedangkan dari bisnis distribusi logistik dan energi sebesar 55%. Pada kuartal I/2018 pekerjaan survey seismik yang signifikan hanya ditopang oleh penyelesaian proyek di Klamosossa, Papua Barat.

Sumber : admin