Kilas Emiten: PBID, CENT, GEMS, dan EAST
Tuesday, November 19, 2019       08:55 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut menarik diperhatikan sekaligus menambah referensi transaksi saham hari ini, Selasa (19/11):
1. PT Panca Budi Idaman Tbk () menambah modal anak usaha yakni PT Polytech Indo Hausen (PIH) sebesar Rp15 miliar untuk memperkuat struktur modal kerja guna melakukan ekspansi. Dengan penambahan modal tersebut maka perseroan memiliki modal sebesar Rp19,99 miliar pada PIH atau 99,98% kepemilikan. Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, membukukan penjualan bersih Rp3,49 triliun, tumbuh 10,20% secara tahunan. Sementara itu, laba bersih yang dikantongi turun 40,27% menjadi Rp147,82 miliar. Pasar lokal berkontribusi 97,43% terhadap penjualan, serta tumbuh 10,10%. Adapun, pasar ekspor berkontribusi 2,57% terhadap penjualan, serta tumbuh 14,22% secara tahunan.
2. PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk () akan menjadi pengelola infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (ICT) di Kawasan Superblok Transpark Bintaro. Manajemen mengatakan perseroan akan menjalankan unit bisnis tersebut melalui anak usaha PT MAC Sarana Djaya. Adapun ditunjuk untuk menyediakan dan mengelola infrastruktur untuk kawasan tersebut yang berupa in-building distributed Antenna System (DAS), infrastruktur internet dan wi-fi, koneksi local loop, infrastruktur telepon, serta digital signage and directory. Hingga dengan kuartal III/2019, telah mengelola 2.099 menara telekomunikasi dengan rasio tenansi 1,48 kali dan 841 site in-building DAS dengan rasio tenansi 1,90 kali serta membukukan EBITDA konsolidasian 9 bulan pertama sebesar Rp467 miliar. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 14.8% dari tahun sebelumnya. Secara historis, perseroan pun telah menunjukkan kinerja pertumbuhan yang cepat di sektor penyediaan menara telekomunikasi dengan jumlah tenant yang bertumbuh sebesar 50% CAGR (Compounded Annual Growth Rate) sejak 2013.
3. PT Golden Energy Mines Tbk () mencatatkan penurunan kinerja keuangan per kuartal III/2019. tercatat membukukan pendapatan sebesar US$752,16 juta pada periode Januari-September 2019. Jumlah tersebut menurun 1,94% dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu US$767,06 juta. Penurunan top line utamanya disebabkan oleh terkoreksinya penjualan ekspor perseroan. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan penjualan luar negeri sebesar US$494,08 juta turun 4,26% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu US$516,60 juta. Turunnya pendapatan makin ditekan oleh meningkatnya beban pokok penjualan sebesar 5,66% dari posisi US$477,87 juta menjadi US$504,02 juta. Peningkatan pos tersebut disebabkan naiknya jasa penambangan, iuran dana hasil produksi batu bara, overhead batu bara dan biaya pengangkutan batu bara. Selain itu beban penjualan juga ikut meningkat dari posisi US$101,64 juta menjadi US$120,85 juta. Adapun, peningkatan karena biaya ongkos angkut naik menjadi US$84,57 juta dan jasa stockpile tercatat US$28,01 juta. Dengan demikian laba usaha tercatat US$77,31 juta pada kuartal III/2019, turun 43,36% dari realisasi tahun lalu US$136,50 juta.
4. PT Eastparc Hotel Tbk () membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 12% pada tahun depan. Apabila perseroan berhasil mencapai target pendapatan sebesar Rp 60 miliar sampai tutup tahun ini, maka menargetkan pendapatan tahun depan bisa menembus Rp 67,2 miliar. Sebagai informasi, saat ini, memiliki hotel bintang lima yang berlokasi di Yogyakarta dengan 189 kamar. Rencananya akan membangun satu unit hotel baru bernama Eastparc Express di Yogyakarta. Adapun pembangunan hotel baru tersebut bisa rampung pada pertengahan tahun 2022. Untuk membangun hotel baru tersebut perseroan membutuhkan dana Rp 115 miliar, dimana salah satu sumber dana diperoleh dari hasil IPO. Selain melakukan ekspansi di Yogyakarta, ke depan juga berencana ekspansi di luar Yogyakarta.

Sumber : admin