Kilas Emiten: PTBA, WSBP, HMSP, SMGR, dan LINK
Tuesday, July 24, 2018       08:42 WIB

Ipotnews - Berikut kilas berita emiten yang menarik diperhatikan sebelum memulai transaksi hari ini, Selasa (24/7):
1. PT Bukit Asam Tbk () mencetak pendapatan Rp 10,53 triliun, naik 17% dibanding pendapatan periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 8,97 triliun. Volume penjualan naik 8% jadi 12,22 juta ton. Ini berkat tren kenaikan harga batubara serta upaya efisiensi yang dilakukan emiten ini. Perseroan menjelaskan rata-rata harga jual naik 9% menjadi Rp 838.288 per ton. juga berhasil menekan kenaikan beban pokok pendapatan hingga tidak lebih dari 9%, jadi Rp 6,1 triliun. Tapi, volume produksinya melompat 19% dari sebelumnya sebesar 11,36 juta ton di semester I-2017. Hasilnya, mampu mencetak kenaikan laba bersih sekitar 50% menjadi Rp 2,58 triliun. Namun, manajemen tak menampik, penetapan harga batubara domestic market obligation (DMO) sebesar US$ 70 per ton yang diberlakukan Maret lalu memberikan efek.
2. PT Waskita Beton Precast Tbk () baru saja mengantongi pembayaran untuk beberapa proyek yang rampung pada kuartal II-2018. Hingga pertengahan Juli, perusahaan memperoleh penerimaan termin sebesar Rp 5,26 triliun. Sementara, per 23 Juli berhasil memperoleh kontrak baru senilai Rp 3,27 triliun. Capaian ini setara dengan 28,39% dari target kontrak tahun ini. Pada akhir Juni lalu, mengelola total kontrak senilai Rp 15,93 triliun. Kontrak baru ini membuat kinerja pada paruh pertama tahun 2018 positif. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perusahaan, pendapatan naik 44,13% menjadi Rp 3,84 triliun. Begitu juga dengan laba bersih, naik 58,24% menjadi Rp 690,68 miliar.
3. PT HM Sampoerna Tbk () volume penjualan produk Sampoerna tercatat 10,17 miliar batang di kuartal kedua tahun ini. Angka itu turun 4,2% dibanding kuartal I-2018, sebanyak 10,62 miliar batang. Jika diakumulasikan sejak awal tahun, maka penjualan A Mild paruh waktu tahun ini sebesar 18,79 miliar batang, turun 8,4% dari sebelumnya 20,53 miliar batang di periode semester I-2017. Seperti diketahui, pemerintah memberlakukan kenaikan tarif cukai hasil tembakau 10,04 %. Pemberlakuannya dimulai per 1 Januari 2018. Akibat kenaikan cukai, produsen rorkok seperti terpaksa manaikkan harga di pita cukai rokok menjadi sekitar Rp 19.000 per bungkus dari sebelumnya sekitar Rp 15.000 pper bungkus. Itu harga berdasarkan cukai. Untuk harga eceran, nilainya bisa lebih tinggi lagi, sekitar Rp 21.000 per bungkus.
4. PT Semen Indonesia Tbk () akan mengerek penjualan ekspor di tengah kondisi kelebihan pasokan yang masih melanda pasar domestik. strategi tersebut ditempuh untuk menjaga tingkat profitabilitas dan utilitas. Manajemen mengatakan bahwa strategi ekspor ditempuh sejalan dengan kelebihan pasokan yang melanda pasar semen domestik. Dengan demikian, perusahaan akan membidik lebih banyak penjualan luar negeri. Perseroan menambahkan bahwa penjualan ekspor memang memiliki margin yang terbilan tipis. Akan tetapi, hasil yang didapat mampu menutupi beban biaya seperti biaya produksi dan gaji karyawan. Sejauh ini, memiliki skema ekspor kontrak jangka panjang dan pembelian langsung atau spot. Adapun, komposisi kedua skema itu yakni 50:50.
5. PT Link Net Tbk () mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 1,84 triliun, naik 11,79% dibanding penjualan bersih perusahaan di semester I-2017 yang mencapai Rp 1,65 triliun. Perseroan juga membukukan kenaikan pada laba usaha sebesar 11,52% di semester I-2018 menjadi Rp 737,76 miliar. Di semester I-2017, laba usaha perusahaan tercatat sebesar Rp 661,51 miliar. Sampai semester I ini beban-beban perusahaan tercatat naik. Beban penjualan misalnya, mencatatkan pertumbuhan 6,48% menjadi Rp 111,6 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 104,81 miliar. Walaupun begitu, kanaikan beban perusahaan tidak berdampak pada bottom line perusahaan. Adapun laba bersih di semester I-2018 tercatat sebesar Rp 546,81 miliar, naik 11,54% dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun 2017, yang mencapai Rp 490,23 miliar.

Sumber : admin