Kilas Emiten: RALS, INCO, KLBF, dan PTPP
Thursday, February 07, 2019       08:59 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut layak diperhatikan untuk menambah referensi sebelum memulai transaksi saham hari ini, Kamis (7/2):
1. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk () diperkirakan dapat menggenjot produktivitas dan marjin laba perseroan pada tahun ini. Perseroan berencana akan menambah toko berkonsep Ramayana Prime sebanyak 5 toko pada tahun ini. Konsep Ramayana Prime ini diyakini dapat memperluas target pasar perseroan dan menarik konsumen berpendapatan tinggi untuk jangka panjang. Adapun per Desember 2018, perseroan mencatatkan total penjualan senilai Rp8,53 triliun atau naik 4,8% secara tahunan (yoy) karena membaiknya daya beli masyarakat. Untuk 2019, perseroan secara konservatif menargetkan pertumbuhan rata-rata penjualan tiap toko (same store sales growth/SSSG) sebesar 3,7%, dengan SSSG 3% untuk pembelian langsung, 5% untuk konsinyasi, dan 2% untuk supermarket.
2. PT Vale Indonesia Tbk () mengumumkan pencapaian kinerja yang telah diaudit untuk tahun 2018 dan membukukan ebitda (earnings before interest, tax, depreciation and amortization) sebesar USD235,7 juta. Manajemen menyampaikan bahwa hal tersebut a didorong oleh peningkatan harga realisasi dan kemampuan untuk menerapkan manajemen biaya yang hati-hati. Sebagai informasi saja, harga realisasi rata-rata pada tahun 2018 lebih tinggi 27% dibandingkan harga tahun 2017. Pada awal 2018, perseroan juga meluncurkan program tantangan USD50 juta target pengurangan biaya dalam tiga tahun. Sejak saat itu, perseroan telah melakukan serangkaian inisiatif untuk menghilangkan pemborosan operasional dan peningkatan efisiensi. Upaya itu telah berhasil menyumbang USD10,8 juta dari target USD50 juta pada tahun 2018. Perseroan mencatat penjualan sebesar USD776,9 juta di tahun 2018, naik sebesar 23% dibandingkan penjualan di tahun 2017 sebesar USD629,3 juta. Harga realisasi rata-rata pengiriman nikel pada tahun 2018 sebesar USD10.272 per ton, naik dari harga tahun 2017 sebesar USD8.106 per ton. Beban pokok pendapatan perseroan di tahun 2018 meningkat sebesar USD50,1 juta atau 8% dari USD622,8 juta di tahun 2017 menjadi USD672,9 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar dan batu bara.
3. PT Kalbe Farma Tbk () akan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) lebih dari Rp 1,5 triliun di 2019. Manajemen mengungkapkan bahwa anggaran terbesar akan digunakan untuk membangun dua pabrik baru di Cikarang dan Pulogadung dengan total mencapai Rp 1 triliun. Rencananya, kedua pabrik tersebut digunakan untuk memproduksi obat bebas dari PT Bintang Toedjoe & Saka Farma. Selain itu, untuk pengembangan pabrik bahan baku obat dan produk biologi dibutuhkan dana sebesar Rp 500 miliar. Di mana, pengembangan tersebut rencananya mulai bisa dikomersilkan akhir tahun ini dengan menggandeng mitra dari Korea Selatan (Korsel) yang berkontribusi sekitar 40%. Adapun untuk mengembangkan teknologi produk baru, perseroan juga menjajaki kerja sama dengan beberapa neagra seperti Korea, China, Jepang, India dan juga Eropa. Di mana, kerja sama yang didorong cenderung dari sisi pemberdayaan transfer knowledge.
4. PT PP (Persero) Tbk () berencana menerbitkan obligasi sebagai bagian dari penawaran umum berkelanjutan usai pemilihan umum 2019. Manajemen mengatakan bahwa pihaknya masih memiliki izin penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi sampai dengan Maret 2020. Menurutnya, sisa izin yang masih dikantongi senilai Rp1,5 triliun. Pertimbangan utama dari eksekusi penerbitan obligasi ini yakni utilisasi dana. Selain itu, tren suku bunga juga menjadi bahan pertimbangan. Seperti diketahui, perseroan telah mengantongi dana segar Rp1,5 triliun dari penerbitan obligasi pada Juli 2018. Jumlah tersebut berasal dari PUB Obligasi Tahap I 2018. Obligasi tersebut telah mendapatkan peringkat A+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. Adapun, dana yang dihimpun oleh kontraktor pelat merah itu digunakan untuk pendanaan proyek-proyek infrastruktur.

Sumber : admin