Kilas Emiten: RICY, ANTM, BYAN, dan TCPI
Thursday, June 20, 2019       09:11 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut layak diperhatikan untuk menambah referensi perdagangan hari ini, Kamis (20/6):
1. PT Ricky Putra Globalindo Tbk () akan meningkatkan utilisasi pabrik dari 70% pada tahun lalu menjadi 80% pada tahun ini. Pada 2018, perseroan mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih hingga 31% dari posisi Rp1,6 triliun pada 2017. Manajemen mengungkapkan bahwa proyeksi pertumbuhan penjualan tersebut lebih rendah pada tahun ini akibat adanya efek Pilpres. Dalam laporan keuangan Maret 2019, mencatatkan penjualan bersih senilai Rp364,96 miliar, turun 30,45% dibandingkan dengan penjualan pada kuartal I/2018 sebesar Rp524,72 miliar. Di sisi lain, perseroan juga mampu mencetak laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp6,42 miliar pada kuartal I/2019.
2. PT Aneka Tambang Tbk () membukukan pertumbuhan dua digit untuk komoditas bijih nikel dan feronikel perseroan. Perseroan melaporkan volume produksi feronikel 10.736 ton nikel dalam feronikel (TNi) pada Januari 2019-Mei 2019. Jumlah itu naik tipis dari 10.617 TNi periode yang sama tahun lalu. Sejalan dengan kenaikan produksi, penjualan feronikel sepanjang 5 bulan pertama 2019 mencapai 10.728 TNi. Realisasi itu tumbuh 13% dibandingkan 9.511 TNi pada Januari 2018-Mei 2018. Sementara itu, volume produksi bijih nikel mencapai 3,98 juta wet metric ton (wmt) pada Januari 2019-Mei 2019. Pencapaian itu naik 25% dibandingkan 3,19 juta wmt periode yang sama tahun lalu. Selain itu, volume penjualan bijih nikel perseroan sebanyak 3,11 juta wmt dimana wumlah tersebut tumbuh 93% dibandingkan dengan 1,61 juta wmt pada Januari 2018-Mei 2018.
3. PT Bayan Resources Tbk () mempertahankan target pendapatan US$1,8 milar di tengah tren penurunan harga yang masih melanda komoditas batu bara. Sementara itu pada 2018, perseroan telah mengantongi pendapatan senilai US$1,67 miliar. Realisasi itu naik 57,09% dari US$1,06 miliar pada 2017. Sampai dengan kuartal I/2019, volume produksi batu bara perseroan mencapai 7,5 juta MT. Realisasi itu lebih rendah dari proyeksi 9,1 juta MT. Dari situ, volume penjualan tercatat sebanyak 7,3 juta MT. Posisi tersebut juga lebih rendah dari anggaran 10 juta MT. Kendati demikian, harga jual rata-rata perseroan tercatat US$50,1 per MT. Nilai itu lebih tinggi dari anggaran US$46,8 MT. juga melaporkan pendapatan US$365,41 juta pada kuartal I/2019. Realisasi tersebut turun 10,44% dari US$408,00 juta pada kuartal I/2018.
4. PT Transcoal Pacific Tbk () optimistis mampu membukukan laba Rp200 miliar pada semester I/2019 sejalan dengan serangkaian strategi yang telah dijalankan oleh perseroan. Salah satu faktor yang akan menopang kinerja keuangan perseroan yakni jumlah armada yang telah bertambah. Selain itu, penggunaan kapal pihak ketiga yang telah menurun. Pada kuartal I/2019, perseroan melaporkan pendapatan Rp601,99 miliar atau tumbuh 12,86% secara tahunan. Kemudian, laba bersih yang dibukukan senilai Rp73,45 miliar atau naik 18,71% dibanding periode yang sama tahun lalu. Perseroan juga memproyeksikan akan terjadi pertumbuhan volume pengangkutan dari 41,53 juta ton menjadi 51 juta ton pada 2019.

Sumber : admin