Kilas Emiten: RIGS, SMGR, MMLP, dan MARK
Friday, February 01, 2019       09:00 WIB

Ipotnews - Kilas berita pilihan Tim Analis Indo Premier Sekuritas berikut ini layak menjadi pertimbangan untuk memperkaya referensi transaksi saham Anda pagi ini, Jumat (1/2):
1. PT Rig Tenders Indonesia Tbk () mencatatkan laba komprehensif yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan sepanjang 2018 sebesar US$2,21 juta atau berbalik dari posisi rugi pada tahun sebelumnya sebesar Rp4,81 juta. Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2018, perseroan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 29,67% ke level US$21,34 juta dari US$16,45 juta pada tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut juga diikuti oleh kenaikan beban pokok sebesar 2,82% menjadi US$17,46 juta dari US$16,98 juta pada tahun sebelumnya. Adapun per segmennya, pendapatan dari pengangkutan batu bara masih mencatatkan kotribusi paling besar senilai US$21,27 juta ketimbang pendapatan dari lepas pantai sebesar US$62.314, atau masing-masing naik sebesar 29,78% dan turun sebesar 0,42% daripada tahun sebelumnya.
2. PT Semen Indonesia Tbk () merampungkan akuisisi saham PT Holcim Indonesia (). Transaksi ini melibatkan 6,18 miliar saham di harga Rp 2.097 per saham dan terjadi di pasar nonreguler. Broker pembeli tercatat di RTI adalah BNI Sekuritas dengan broker penjualan HSBC Sekuritas Indonesia. Pihak pembeli adalah investor domestik dan penjual investor asing. Transaksi 6,18 miliar saham ini setara dengan 80,64% saham . Holderfin BV merupakan pemegang 80,64% saham Holcim Indonesia. Sedangkan sebesar 15,60% saham Holcim Indonesia per akhir Desember 2018 dimiliki oleh pemodal asing, dan 3,76% atau 287,76 juta saham dimiliki oleh masyarakat Indonesia dengan kepemilikan masing-masing di bawah 3,76%. Sebagai informasi saja, perseroan berniat menyelesaikan transaksi akuisisi saham di akhir Januari. Dengan harga pembelian Rp 2.097 per saham, artinya kemungkinan tender offer saham akan dilakukan pada harga yang sama.
3. PT Mega Manunggal Property Tbk () membukukan pendapatan pada 2018 senilai Rp300 miliar atau naik 30% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan dan EBITDA (earning before interest, taxes, depreciation, and amortization atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) bisa mencapai 30% sepanjang 2018. Adapun capaian EBITDA perseroan pada 2018 berada pada kisaran Rp210 miliar sampai dengan Rp220 miliar. Peningkatan tersebut karena adanya beberapa proyek baru perseroan yang selesai pada 2017, lalu pendapatan diakui pada 2018. Adapun proyek yang berkontribusi pada peningkatan pendapatan berada di Cibatu, Cilengsi dan Blok AE MM2100-Cibitung. Pada tahun ini, perseroan tengah melakukan pembangunan gudang baru untuk meningkatkan pendapatan. Perseroan juga memproyeksikan peningkatan pendapatan sekitar 10%. Proyeksi pertumbuhan pendapatan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan 2018. Adapun, target pendapatan perseroan pada 2019 senilai Rp340 miliar. Perseroan pun siap mengalokasikan belanja modal senilai Rp1,7 triliun untuk bisnis pergudangan. Belanja modal tersebut akan digunakan untuk pembelian tanah dan pembangunan gudang. Belanja modal tersebut berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan. Komposisi pinjaman perbankan dalam belanja modal 2019 senilai Rp900 miliar.
4. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk () akan merealisasikan stock split pada perdagangan 11 Februari 2019. Dalam keterbukaan informasi pada BEI, perseroan menyampaikan surat permohonan pencatatan saham tambahan yang berasal dari hasil pemecahan nilai nominal saham, pada 24 Januari 2019. Selanjutnya, BEI menyetujui pemecahan nilai nominal saham perseroan, pada 25 Januari 2019. Setelah perseroan mengumumkan tentang jadwal pelaksanaan stock split pada hari ini, selanjutnya akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama (Rp100 per lembar) di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi yakni pada 8 Februari 2019. Adapun, awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru (Rp20 per saham) di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi yaitu pada 11 Februari 2019. Dengan demikian, terhitung sejak 11 Februari 2019, saham perseroan yang akan dicatatkan di Bursa setelah pelaksanaan stock split menjadi 3,80 miliar saham dari semula 760 juta saham. Nilai nominal saham perseroan sebelumnya Rp100 akan menjadi Rp20.

Sumber : admin