Kilas Emiten: SMBR, WTON, DYAN, dan ASII
Thursday, September 20, 2018       08:50 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut ini menarik jadi pertimbangan sebelum memulai transaksi hari ini, Kamis (20/9):
1. PT Semen Baturaja Tbk () akan mengakuisisi saham tambang batubara PT Selo Argodedali. Perseroan mengatakan, tujuan akuisisi tambang batubara ini yakni untuk mendukung proses produksi semen perusahaan sebagai langkah efisiensi. kesepakatan akuisisi itu telah dilakukan pada Jumat lalu. Perseroan menambahkan, untuk mengakuisisi tambang batubara dengan luas sekitar 3.200 hektare itu, perusahaan merogoh kocek Rp 300 miliar. Pendanaannya akan berasal dari kas internal perusahaan. Manajemen akan melihat dulu seperti apa cadangan batubaranya, prosesnya agak panjang.
2. PT Wijaya Karya Beton Tbk () membidik pertumbuhan kontrak baru 20% dari realisasi 2018 sejalan dengan target yang dipasang Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia. Perseroan menjelaskan bahwa telah mempersiapkan kapasitas produksi perseroan sejak awal tahun untuk mencapai target. Untuk tahun depan, akan menyusun secara detail rencana kerja dan anggaran perusahaan ( RKAP ) 2019 pada Oktober 2018--Desember 2018.
Dalam RKAP tersebut, sambungnya, akan ditentukan lebih lanjut aksi korporasi yang akan dieksekusi. Hal itu juga termasuk berapa nilai investasi yang akan ditanamkan, kapasitas yang disiapkan, serta rencana perseroan lainnya. Target yang dipasang Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) juga mengacu data dari seluruh anggota yang dikumpulkan, termasuk .
3. PT Dyandra Media International Tbk () resmi menjual aset milik anak usaha mereka yakni PT Graha Multi Utama (GMU) kepada perusahaan terafiliasi mereka yakni PT Grahasatria Dayatama senilai Rp 63,12 miliar. Manajemen mengatakan, latar belakang penjualan aset ini dikarenakan beban operasional hotel yang lebih besar tidak sebanding dengan supply kamar hotel yang rendah menyebabkan persaingan harga dan berpengaruh terhadap tingkat hunian hotel. Lebih lanjut, transaksi ini dilakukan untuk mengurangi beban utang GMU sehingga konsolidasi bisnis dan penguatan struktur permodalan dan keuangan GMU menjadi lebih baik dan lebih kuat dalam menjalankan kegiatan usaha. Asal tahu saja, GMU merupakan anak usaha yang bergerak di industri perhotelan yang memiliki dua hotel Santika dan lima hotel Amaris. Adapun penjualan aset hotel ini adalah hotel Santika milik GMU.
4. PT Astra International Tbk () tak khawatir ikut terpukul oleh pelemahan kurs ini. Perseroan telah menyiapkan strategi untuk menghadapi pelemahan rupiah. Manajemen menjelaskan, dampak dari pelemahan kurs tentu ada. Karena jika melihat pabrik otomotif di Indonesia, termasuk pabrik Astra, tetap ada eksposure. Alasannya, ada faktor material atau komponen yang diimpor baik langsung maupun tidak langsung alias oleh pemasok lokal.
Mengintip laporan keuangan Astra per Juni lalu, utang usaha berdenominasi foreign currencies berasal dari pembelian barang dan jasa dari pihak berelasi dan pihak ketiga misalnya, hanya setara sekitar Rp 3,8 triliun. Angka ini hanya 0,13% dari total utang usaha. Sedangkan kas dan setara kas dalam bentuk denominasi mata uang asing yang disimpan di bank tercatat Rp 4,47 triliun.

Sumber : admin