Kilas Emiten: SMGR, PGAS, INDY, dan TIRT
Tuesday, November 13, 2018       08:52 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut layak mendapat perhatian sebelum memulai transaksi hari ini, Selasa (13/11):
1. PT Semen Indonesia Tbk () langkah perusahaan untuk melakukan akusisi PT Holcim Indonesia Tbk () sudah menemui titik terang. Pasalnya LafargeHolcim telah remi meneken perjanjian dengan terkait pengambil alihan ini. Sekitar 80,6% kepemilikan saham dari LafargeHolcim di akan diserap oleh dengan nilai sekitar US$ 1,75 miliar. Jan Jenisch, CEO LafargeHolcim mengatakan, ini merupakan strategi dari LafargeHolcim yang berkomitmen untuk melakukan divestasi dengan target perolehan dana sekitar CHF 2 miliar. Untuk diketahui sendiri menguasai pangsa pasar industri semen di Indonesia sekitar 39% sedangkan untuk sekitar 13%.
2. PT Perusahaan Gas Negara Tbk () membukukan laba bersih senilai US$218,14 juta pada 9 bulan pertama 2018. Nilai itu melonjak dari sebelumnya US$97,91 juta. atau PGN membukukan pendapatan US$2,44 miliar meningkat dari sebelumnya US$2,16 miliar. Per September 2018, perusahaan mendapatkan kas dari operasi sejumlah US$619,70 juta, naik dari sebelumnya US$546,42 juta. Posisi kas per akhir kuartal III/2018 meningkat menuju US$1,65 miliar dibandingkan senilai US$956,39 juta per September 2017. Liabilitas perusahaan naik menjadi US$3,34 miliar dari akhir 2017 sebesar US$3,11 miliar. Liabilitas jangka pendek meningkat menuju US$581,95 juta dari sebelumnya US$466,66 juta. Ekuitas perseroan per September 2018 tumbuh menuju US$3,31 miliar dari akhir tahun lalu US$3,18 miliar. Total aset pun naik menjadi US$6,66 miliar dari sebelumnya US$6,29 miliar.
3. PT Indika Energy Tbk () akan mengikuti aturan pemerintah yang berencana melakukan revisi pada aturan minerba. Hal ini terkait akan berakhirnya kontrak PT Kideco Jaya Agung hingga 2023. Saat ini Kideco mengelola lahan tambang seluas 47.500 hektare. Perseroan mengatakan, sejauh ini pihaknya akan mengikuti kebijakan yang ditentukan pemerintah. Pihaknya masih mengikuti aturan pemerintah yang ada saat ini, di mana pengajuan perpanjangn izin baru dapat dilakukan dua tahun sebelum kontrak berakhir. Ke depan, masih akan melihat perkembangan dari progres perpanjangan izin, sebelum akhirnya bisa memberikan gambaran terkait prospek bisnis emiten ke depan. Hingga November, manajemen mengatakan kinerja masih sesuai harapan dan on track dengan target. Perseroan juga masih fokus pada prospek internal dan sinergi antar anak usaha, sekaligus dari sisi efektifitas kinerja.
4. PT Tirta Mahakam Resources Tbk () menargetkan pendapatan tahun 2019 bakal lebih tinggi 10% dari target penjualan tahun ini. Adapun tahun ini, menargetkan penjualan bakal mencapai Rp 1,1 triliun dengan laba sebelum pajak sebesar Rp 30,6 miliar. Hingga September 2018, perusahaan melaporkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 55,82 miliar dibandingkan untung periode sama tahun lalu di Rp 4,68 miliar. Pihak manajemen menyatakan penyebabnya adalah selisih konversi rupiah dan dollar yang sedang tidak menguntungkan.
Hingga kuartal III 2018 ini, pendapatan emiten mengalami kenaikan 43,26% menjadi Rp 792,2 miliar dari yoy Rp 552,97 miliar. Pendapatan emiten mayoritas disokong oleh penjualan kayu lapis yang berkontribusi hingga 83% penjualan, kemudian ada polyester yang beri sumbangan 15% penjualan dan produk Blockboard yang beri kontribusi 1% penjualan.

Sumber : admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:51 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TBIG
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:45 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of APIC
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ABDA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:38 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HOKI
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:35 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BMSR
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:31 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBSS
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:28 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBLD
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:24 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ASSA