Kilas Emiten: TAXI, BRMS, ADRO, dan INCO
Monday, October 14, 2019       09:06 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut ini menarik diperhatikan untuk memperkaya referensi transaksi saham pagi ini, Senin (14/10):
1. PT Express Transindo Utama Tbk () melakukan peremajaan armada pada kuartal akhir tahun ini dan perseroan memilih mobil murah ramah lingkungan sebagai peremajaan taksi Express. akan menyiapkan 1.000 unit untuk peremajaan armada dan akan dilakukan secara bertahap dimana saat ini armada yang telah siap yaitu 500 unit. Perseroan berharap dengan adanya peremajaan ini mampu mendongkrak kinerja lebih positif jelang akhir tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan semester I 2019, mencatatkan pendapatan sebesar Rp 77,18 miliar atau menyusut 37,68% dari periode sama tahun lalu Rp 128,69 miliar. Meski begitu, bisa menngurangi rugi bersih menjadi Rp 115,78 miliar dari periode yang sama 2018 yang mencapai Rp 205,73 miliar.
2. PT Bumi Resources Minerals Tbk () akan memulai produksi tambang emasnya. Hal tersebut sehubungan dengan hampir selesainya konstruksi fasilitas produksi di Tambang Poboya, Palu. Proyek tambang emas tersebut memiliki cadangan sekitar 3,9 juta bijih dan sumber daya sekitar 7,9 juta bijih. Produksi diperkirakan akan mencapai 100.000 ton bijih di tahun pertama dan diperkirakan meningkat menjadi 180.000 ton bijih di tahun kedua.
Di sisi lain, juga memiliki tambang seng (zink), perak, dan timah di Dairi, Sumatra Utara yang siap beroperasi pada medio 2020. Tak lama setelahnya, tambang tembaga dan emas di Gorontalo juga akan dimulai produksi pada semester pertama 2022. Tambang Gorontalo akan menghasilkan 600.000 ton bijih di tahun pertama operasinya dan 1 juta ton pada operasional tahun kedua (2023). Per 30 Juni 2019, laba per saham sebesar US$ 0,01497 per 1.000 saham, membaik dari tahun sebelumnya yakni rugi US$ 0,1709 per 1.000 saham.
3. PT Adaro Energy Tbk () akan melanjutkan pengeboran di area Tutupan dan Paringin pada bulan ini. Pada September 2019, kegiatan pengeboran telah mencakup pengeboran lubang inti untuk mengambil sampel SPT uji kekuatan batuan di area tambang Wara dan Tutupan Selatan oleh Geotech. Selain itu, dilakukan pula pengeboran lubang inti dan terbuka oleh Geology untuk pengambilan kualitas batu bara serta konfirmasi kemenerusan seam terhadap perhitungan sumber daya daerah Tutupan Utara. Adapun biaya eksplorasi sepanjang bulan lalu tercatat senilai US$161,343 dolar, atau 98,88 persen dari yang dianggarkan, yang sebesar US$163.155. Secara year-to-date (ytd), perseroan telah menyerap biaya eksplorasi senilai US$856.765 dari yang dianggarkan senilai US$1,56 juta. Sebelumnya, pihak manajemen memaparkan bahwa perseroan mengalokasikan belanja modal US$450 juta--US$600 juta pada 2019. juga melaporkan belanja modal bersih senilai US$245 juta pada semester I/2019. Perseroan menyebut sebagian besar realisasi tersebut digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat serta pengembangan AMC. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2019, membukukan pendapatan usaha senilai US$1,77 juta, naik 9,93 persen dari posisi US$1,61 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga naik 51,93 persen ke level US$296,85 juta dari posisi sebelumnya senilai US$195,38 juta.
4. PT Vale Indonesia Tbk () optimistis target produksi nikel sepanjang 2019 dapat tercapai. Perseroan menargetkan dapat mengeruk 71.000 ton nikel pada tahun ini. Hal ini disebabkan telah menyelesaikan proyek Larona Canal Lining pada kuartal pertama tahun ini. Selain rampungnya proyek Larona, hal lain yang membuat optimis adalah dengan selesainya kegiatan maintenance shutdown dan telah tertanganinya beberapa masalah yang terjadi di tanur listrik. Adapun per semester I 2019 telah memproduksi 36.034 metrik ton nikel matte atau lebih rendah dibandingkan realisasi periode sama tahun 2018 sebesar 36.034 metrik ton. Penurunan tersebut salah satunya diakibatkan oleh pemeliharaan PLTA Larona dimana dengan adanya perawatan tersebut membuat pasokan listrik ke smelter terganggu sehingga mengakibatkan produksi nikel terganggu.

Sumber : admin