Kilas Emiten: TINS, UNVR, TDPM, dan SSIA
Friday, July 26, 2019       09:08 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut menarik diperhatikan untuk menambah referensi dagang akhir pekan ini, Jumat (26/7):
1. PT Timah Tbk () tetap optimistis bisa meningkatkan kinerja produksi dan penjualan timah di tengah perang dagang antara China-Amerika Serikat. Manajemen mengatakan bahwa komoditas timah masih dapat memberikan kontribusi positif untuk mendongkrak kinerja neraca dagang Indonesia. Pada awal 2019, perseroan menyatakan mampu meningkatkan produksi hingga di atas 20.000 ton biji timah. Di sisi penjualan, mampu meningkatkan volumenya sebesar 12.590 metrik ton atau rata-rata 4.200 metrik ton per bulan. Artinya, pada 2019, rata-rata produksi bijih timah membaik dari tahun lalu dengan pencapaian hingga 7.000 ton Sn per bulan.
2. PT Unilever Indonesia () mencatatkan pertumbuhan pendapatan hanya sebesar 1,2% jika dibandingkan dengan semester I-2018. Pada semester I-2019, mencatatkan pendapatan sebesar Rp 21,45 triliun, naik 1,2% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 21,18 triliun. juga membukukan laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp 3,69 triliun, naik 5,12% dibanding semester I-2018 yang sebesar Rp 3,51 triliun. Dengan raihan tersebut, mencatatkan net profit margin sebesar 17,2%. Rasio profitabilitas itu naik dari semester I-2018 yang sebesar 16,5%. Beban penjualan mengalami penurunan 1,99% dari Rp 4,02 triliun menjadi Rp 3,94 triliun. membukukan beban keuangan sebesar Rp 74,89 miliar di semester I-2019. Angka tersebut turun 37,95% dibanding beban keuangan semester I-2018 yang sebesar Rp 120,7 miliar.
3. PT Tridomain Performance Materials Tbk () berencana menambah kapasitas produksi specialty resin dengan nilai investasi sekitar Rp1 triliun seiring dengan permintaan pasar yang meningkat atas produk tersbeut. Dengan fasilitas tersebut, volume produksi perseroan bisa bertambah 20.000 ton per tahun pada tahun ini. memperkirakan nilai investasi untuk fasilitas baru ini sekitar Rp1 triliun. Sepanjang tahun berjalan, juga menerbitkan obligasi I senilai Rp100 miliar pada Januari 2019 dan obligasi II senilai Rp400 miliar pada Juli 2019. Dana dari hasil obligasi digunakan untuk modal kerja entitas anak dan membayar kewajiban ke bank. Pada 2019, perseroan mengincar penjualan tumbuh 10 persen-15 persen dan laba bersih tumbuh lebih dari 20 persen secara tahunan. Jika mengacu realisasi 2018, maka perseroan menargetkan penjualan dapat mencapai US$294,51 juta-US$307,90 juta dan laba bersih US$14,80 juta pada tahun ini. Sebagai informasi, perseroan mencetak penjualan tumbuh 67,94 persen menjadi US$267,74 juta dan laba bersih tumbuh 83,21 persen menjadi US$12,33 juta pada 2018. Kinerja positif berlanjut di kuartal I/2019 dengan penjualan tumbuh 50 persen menjadi US$78,45 juta dan laba bersih tumbuh 51,40 persen menjadi US$4,33 juta.
4. PT Surya Semesta Internusa Tbk () telah mengakuisisi 1.100 hektare lahan di Subang hingga akhir Juni 2019. Angka ini naik dari total lahan akuisisi yang sebesar 1.053 hektare per 2018. Lahan tersebut akan digunakan untuk mengembangkan proyek kawasan industri Subang City of Industry yang secara cetak biru memiliki luas 2.000 hektare. Proyek tersebut akan dibangun bertahap dalam tiga fase pengembangan. Sebelumnya, menargetkan bisa mengakuisisi lahan seluas 160 hektare di Subang pada 2019. Pendanaan akuisisi ini berasal dari pinjaman bank senilai Rp 500 miliar yang akan diberikan secara bertahap sepanjang tahun ini. Sementara itu, jumlah lahan yang sudah diakuisisi untuk pengembangan fase I di bagian Selatan telah mencapai 210 hektare. Angka tersebut meningkat dari akhir 2018 yang sebesar 200 hektare. menargetkan fase I proyek kawasan industri ini dapat mulai beroperasi pada semester II-2020 atau tepatnya pada kuartal III-2020.

Sumber : admin