Kilas Emiten: TOPS, BIRD, DOID, dan MMLP
Friday, May 25, 2018       09:06 WIB

Ipotnews - Berikut kilas berita emiten kemarin yang patut dipertimbangkan sebelum transaksi pagi ini, Jumat (25/5):
1. PT Totalindo Eka Persada Tbk () menargetkan kontrak baru sebesar Rp 4,01 triliun pada tahun ini. Terhitung hingga Mei 2018, Totalindo mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 2,07 triliun, dengan rincian TOD Lebak Bulus sebesar Rp 900 miliar. Selanjutnya, proyek Klapa Village Pondok Kelapa sebesar Rp 320 miliar, Proyek Gedung Twin Tower Asrama, Jawa Barat sebesar Rp 56 miliar, dan proyek Antasari Height sebesar Rp 693 miliar. Sedangkan proyek terbaru yang didapat yakni proyek Rusun di Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar Rp 106 miliar. Hingga akhir tahun 2018, Totalindo menargetkan kontrak baru senilai Rp 4,01 triliun. Manajemen bilang, target proyek yang terealisasi sudah mencapai sekitar 48%. Proyek selanjutnya, masih menunggu pengumuman.
2. PT Blue Bird Tbk () akan menggunakan sebagain besar anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini untuk peremajaan armada. Sebelumnya, perusahaan menganggarkan capex berkisar Rp 1 triliun hingga Rp 1,2 triliun pada tahun ini. Jumlah capex tahun ini sama seperti tahun lalu. Manajemen mengungkapkan, dari total anggaran capex yang disiapkan tahun ini, paling banyak diperuntukkan bagi peremajaan kendaraan. Perusahaan berencana meremajakan 3.000-4.000 kendaraan. Perseroan menambahkan, hingga April 2018, perseroan telah membelanjakan Rp 250 miliar untuk kebutuhan peremajaan kendaraan. Selain untuk peremajaan, capex tahun ini juga dialokasikan untuk kebutuhan IT, hanya saja porsinya tak terlalu besar. sumber pendanaan capex sebagian besar dari kas internal dan pendanaan bank, dengan porsi 80:20.
3. PT Delta Dunia Makmur Tbk () optimistis menatap kinerja di tahun ini. Manajemen mengatakan target pendapatan pada tahun ini dipatok berkisar US$ 825 juta-US$ 875 juta. Target tersebut meningkat sekitar 14,3% dibandingkan realisasi pendapatan pada tahun lalu yang mencapai sebesar US$ 764,61 juta. Perusahaan pada tahun ini juga menargetkan bisa meningkatkan volume produksi overburden. Targetnya di akhir tahun 2018, volume produksi overburden mencapai sekitar 40 juta bank cubic meter (bcm) per bulannya. Saat ini volume produksi overburden mencapai ssekitar 33 juta bcm-35 juta bcm per bulan. telah menganggarkan belanja modal US$ 200 juta- US$ 275 juta di luar belanja modal untuk kontrak dengan Bayan Resources Tbk. (). Belanja modal tahun ini akan digunakan untuk pembelian alat-alat berat baru dan juga penggantian alat berat yang sudah lama dengan total 300 unit barang. Hingga kuartal I-2018, telah menggunakan belanja modal sebesar US$ 73 juta. Dana tersebut selain digunakan untuk pembelian alat-alat baru juga digunakan untuk membeli dump truck bekas untuk meningkatkan kapasitas overburden.
4. PT Mega Manunggal Property Tbk () terus melakukan berbagai improvisasi pada bisnis pergudangannya. Perseroan mengatakan bisnis sewa gudang bukan saja bicara soal bangunan dimana berbagai industri menyimpan hasil produksinya sebelum didistribusikan untuk dijual. Selain itu, delapan gudang yang telah dibangun di lahan seluas sekitar 300.000 meter persegi (m) itu juga dipersiapkan pada teknologi yang akan datang. Irwanto mengatakan, misalnya untuk permukaan lantai di seluruh gudang dibuat sangat rata.
Bisnis gudang di Indonesia menurut perseroan sangat krusial. Terlebih karena Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang kerap membuat hasil produksi harus mampir dulu sebelum sampai ke hilir. Karenanya, optimistis dengan kelangsungan bisnis pergudangan ke depannya sekalipun arus digitalisasi akan semakin deras. Namun demikian, bisnis gudang juga tetap memiliki tantangan tersendiri. Upaya mengenalkan gudang dengan konsep modern kepada calon pelanggan dinilai sangat sulit.

Sumber : admin