Kilas Emiten: TPIA, ERAA, MNCN, BMTR, dan GOLL
Friday, December 21, 2018       08:57 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut layak dapat perhatian sebelum memulai perdagangan hari ini, Jumat (21/12):
1. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk ( TPIA ) tahun depan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 400 juta-US$ 450 juta. Capex ini akan berasal dari kas internal dan pinjaman yang didapat dari The Japan Bank For International Coorporetaion ( JBIC ) dan BNP. Rencananya capex tersebut akan digunakan untuk memfasilitasi persiapan TPIA untuk membangun kompleks pabrik Chanda Asri Petrochemical II (CAP II) serta pembangunan pabrik polyethylene baru. Terkait kinerja hingga akhir tahun, perseroan mengungkapkan pendapatan TPIA diperkirakan bisa mencapai US$ 2 miliar. Sementara, untuk laba bersih, manajemen hanya mengatakan bahwa capaian akhir tahun nanti tidak akan jauh berbeda dibanding pencapaian hingga kuartal ketiga 2018. Pasalnya, harga minyak global cenderung mengalami tren penurunan menjelang akhir tahun.
2. PT Erajaya Swasembada Tbk ( ERAA ) telah merampungkan 157 gerai baru sepanjang tahun berjalan. Capaian tersebut baru mencapai 63% dari target awal perseroan pada awal tahun ini yaitu 250 gerai baru. Hingga kuartal III/2018, perseroan membukukan pendapatan Rp25,33 triliun hingga kuartal III/2018, meningkat 52,12% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya (yoy) yang sebesar Rp16,65 triliun. Pada bottomline, perseroan mencatatkan kenaikan signifikan yaitu 185,84% ke level Rp636,51 miliar. Untuk menjaga pertumbuhan laba bersih, manajemen menuturkan perseroan akan tetap melaksanakan efisiensi pada berbagai lini perusahaan. Selain itu, perseroan juga akan menjaga laju kenaikan margin pada penjualan segmen aksesoris. Di tahun depan, perseroan kian optimistis dengan kondisi penjualan karena pemerintah mulai menerapkan kontrol IMEI yang dapat membasmi peredaran ponsel ilegal.
3. PT Media Nusantara Citra Tbk ( MNCN ) membidik peluang dari kebutuhan konten pada layanan streaming digital. Perseroan menjajaki kerja sama dengan sejumlah platform seperti Netflix, Iflix, dan Hooq. Manajemen menyampaikan perseroan masih melangsungkan pembicaraan dengan beberapa penyedia platform untuk memproduksi original content. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya merekrut pihak luar untuk memproduksi kontennya.
Sementara itu, pada tahun depan perseroan membidik kenaikan pendapatan 5%--10%, dengan mengandalkan iklan dari perusahaan-perusahaan FMCG yang pada umumnya marak mengeluarkan produk baru saat masa Pilpres. pemilihan legislatif tidak otomatis menaikkan volume iklan di stasiun TV. Saat ini, peserta caleg lebih melirik platform digital untuk memasang publikasi.
4. PT Global Mediacom Tbk ( BMTR ) menyebut tengah melangsungkan diskusi dengan sejumlah calon investor yang berminat melakukan kolaborasi dengan perusahaan milik taipan Hary Tanoesoedibjo tersebut. Manajemen menyampaikan saat ini beberapa calon partner tengah melakukan pendekatan untuk dapat menyerap saham perseroan. Jika proses penjajakan itu selesai, perseroan akan segera mendapat suntikan modal pada kuartal I/2019. Perseroan menambahkan bahwa memang mulai mencari partner untuk bekerja sama sejak 2--3 tahun terakhir. Dengan skala produksi konten dan portofolio stasiun televisi yang mapan, sejumlah investor pun disebut-sebut tergiur dengan posisi perseroan sebagai perusahaan TV swasta tertua Tanah Air. Dengan konsolidasi dengan perusahaan asing, perseroan pun dapat menyerap teknologi dan pengalaman di negara lain sehingga bisa diimplementasikan di Indonesia.
5. PT Golden Plantation Tbk ( GOLL ) memilih menahan ekspansi ketika harga minyak kelapa sawit tengah melesu. Sebelumnya, dalam periode 2018--2020 perusahaan berencana menambah lahan produktif sekitar 5.000 ha. Kebutuhan pendanan penanaman lahan baru mencapai Rp70 juta per ha. Artinya, GOLL harus menyiapkan belanja modal (capex) Rp350 miliar dalam jangka waktu tiga tahun. Manajemen menyebutkan, pada semester I/2018 perusahaan mengeluarkan belanja modal sebesar Rp95 miliar. Mayoritas digunakan untuk pengelolaan perkebunan. Untuk operasional, perusahaan mengandalkan 1 pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas 30 ton per jam. Suplai tandan buah segar (TBS) berasal dari kebun sendiri dan petani sekitar.

Sumber : admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:51 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TBIG
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:45 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of APIC
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ABDA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:38 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HOKI
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:35 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BMSR
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:31 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBSS
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:28 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBLD
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:24 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ASSA