Kilas Emiten: WIKA, KAEF, GIAA, PTBA, dan UNTR
Monday, November 26, 2018       08:55 WIB

Ipotnews - Kilas emiten berikut layak menjadi perhatian sebelum memulai transaksi pada awal pekan ini, Senin (26//11):
1. PT Wijaya Karya Tbk () telah membebaskan 82% tanah untuk proyek Kereta Cepat Indonesia China ( KCIC ) yang menghubungkan Jakarta-Bandung. Manajemen menjelaskan, percepatan pembangunan KCIC bakal dilakukan dengan memanfaatkan lahan untuk segera dibangun pilar-pilar. Selain itu, perseroan akan mempersiapkan lokasi pabrik di lahan yang sudah dibebaskan itu. Pabrik itu kemudian bakal menjadi lokasi pembuatan girder dan beton. Sekedar tahu, KCIC bakal melintas di lahan sepanjang 142,3 kilometer (km). PT Kereta Cepat Indonesia China ( KCIC ) selaku pemilik proyek kereta cepat telah mendapatkan pencairan pinjaman sebesar US$ 810,4 juta yang diperoleh pada April, Agustus, dan Oktober 2018 dari China Development Bank (CDB). Pada Desember mendatang, KCIC akan mendapatkan pencairan pinjaman yang keempat sekitar US$ 365 juta lagi.
2. PT Kmia Farma Tbk () membukukan penjualan bersih sebesar Rp 5,44 triliun pada periode sembilan bulan tahun ini, tumbuh 23,92% dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp 4,39 triliun. Berdasarkan laporan keuangan , porsi pendapatan terbesar berasal dari segmen ritel sebesar Rp 2,99 triliun, disusul pendapatan distribusi Rp 2,03 triliun, dan pendapatan manufaktur Rp 200,80 miliar. Penjualan ritel ini tumbuh 26,69% jika dibandingkan dengan pendapatan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan distribusi pun melonjak hingga 25,46% menjadi Rp 2,03 triliun dari sebelumnya Rp 1,62 triliun. Sementara pendapatan manufaktur justru turun dari Rp 242 miliar menjadi Rp 200 miliar. Laba bersih pada periode Januari-September sebesar Rp 225,29 miliar, tumbuh 17,36% daripada Rp 191,97 miliar.
3. PT Garuda Indonesia Tbk () menargetkan penjajakan dua rute internasional baru dapat selesai paling lambat kuartal I/2019. Kedua rute tersebut yaitu penerbangan langsung Jakarta--Paris dan Jakarta--Turki. Manajemen menyampaikan bahwa perseroan masih dalam tahap untuk mendapatkan izin tujuan penerbangan dari otoritas maskapai kedua negara tersebut. Untuk pasar Paris, perseroan ingin menangkap wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Negeri Eiffel tersebut. Pada 2017 lalu, pemerintah mencatat jumlah turis Prancis ke Indonesia mencapai sekitar 270.000 wisman. Untuk pasar Turki, perseroan ingin membidik jamaah umrah yang sebelum mendarat di Jeddah, akan transit dulu di Turki. Pasar ini potensial mengingat Indonesia memberangkatkan lebih dari 1 juta jamaah umrah per tahun.
4. PT Bukit Asam Tbk () menargetkan pembentukan joint venture (JV) proyek gasifikasi batu bara bersama PT Pertamina (Persero) dan Air Products and Chemicals, Inc. di Peranap, Riau, rampung pada awal 2019. Dengan demikian, pengerjaan penghiliran juga dapat dimulai. Poin-poin yang masih menjadi pembahasan di antara ialah pembagian porsi saham masing-masing dalam JV, nilai investasi proyek, dan rencana pendanaan. Di dalam perencanaan awal, gasifikasi batu bara akan diubah menjadi dimethyl ether (DME) dan syntetif natural gas (SNG). Kapasitas produksi pabrik DME per tahun sebesar 400.000 ton, sedangkan kapasitas SNG sejumlah 50 million standard cubic feet per day (mmscfd). Dengan pengoperasian proyek penghiliran tersebut, diharapkan dapat mensubtitusi produk liquified petroleum gas (LPG). Selama ini, Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan LPG baik untuk industri maupun rumah tangga. Dari kebutuhan LPG sebesar 7 juta ton pada 2017, 70%-nya dipasok dari negara lain.
5. PT United Tractors Tbk () membukukan penjualan alat berat merek Komatsu sejumlah 4.181 unit pada periode Januari--Oktober 2018. Volume itu mencakup 90,89% dari target sepanjang tahun sejumlah 4.600 unit. Pasar di sektor tambang mendominasi penyerapan sebesar 53%, kemudian konstruksi 21%, perkebunan 16% dan kehutanan 10%. Moncernya penjualan di sektor tambang didukung harga batu bara yang bergerak positif. nSebelumnya, manajemen menyampaikan, sampai akhir 2018 perusahaan dapat menjual alat berat sekitar 4.600 unit seiring dengan membaiknya industri batu bara. Volume itu meningkat dari target penjualan alat berat yang dicanangkan sebelumnya sebesar 4.500 unit. Dengan demikian, pencapaian penjualan pada Januari--Oktober 2018 sejumlah 4.181 unit mencapai 90,89% dari total target pemasaran Komatsu tahun ini.

Sumber : admin