Kilas Emiten: WSBP, KLBF, TLKM, dan PALM
Tuesday, August 14, 2018       08:46 WIB

Ipotnews - Berikut kilas emiten yang menarik diperhatikan menjelang pembukaan trading pagi ini, Selasa (14/8):
1. PT Waskita Beton Precast Tbk () menurunkan target kontrak baru periode 2018 sejalan dengan mundurnya sejumlah rencana investasi di level induk usaha. Rencananya, revisi akan dilakukan dengan kisaran 10%--15% dari target yang dipasang sebelumnya. Manajemen mengungkapkan bahwa perseroan mengantongi nilai kontrak baru Rp3,93 triliun sampai dengan Juli 2018. Pencapaian tersebut tumbuh 32,32% atau Rp96 miliar dari posisi Rp2,97 triliun per semester I/2018. Seperti diketahui, membukukan pendapatan Rp3,84 triliun. Jumlah tersebut naik 44,14% dari posisi yang sama tahun lalu Rp2,66 triliun. Beban pokok pendapatan tercatat naik 35,78% dari Rp1,98 triliun menjadi Rp2,69 triliun pada semester I/2018. Dari situ, perseroan mengantongi laba kotor Rp1,14 triliun. Dengan demikian, mengantongi laba bersih tahun berjalan Rp690,68 miliar. Pencapaian itu naik 58,25% secara tahunan.
2. PT Kalbe Farma Tbk () menaikkan harga jual rata-rata untuk lini produk nutrisi dan kesehatan hingga 4% untuk menjaga keuntungan perseroan. Perseroan telah memaparkan alasan kenaikan harga yakni depresiasi rupiah yang menambah beban biaya produksi perseroan. Kondisi tersebut membuat laba bersih emiten berkode saham itu tergerus pada semester I/2018. Seperti diketahui, Kalbe Farma membukukan pertumbuhan penjualan 3,12% secara tahunan. Akan tetapi, beban pokok penjualan naik lebih besar dibandingkan dengan penjualan bersih perseroan. Tercatat, terjadi kenaikan 4,78% dari Rp5,14 triliun menjadi Rp5,38 triliun. Dengan demikian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun tipis 0,03% secara tahunan. Pencapaian Rp1.215,86 miliar pada semester I/2018 turun dari periode yang sama tahun lalu Rp1.216,25 miliar.
3. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk () performa perusahaan di sepanjang paruh pertama loyo. Dampak registrasi ulang kartu SIM dan kencangnya perang tarif di awal tahun membuat emiten telekomunikasi pelat merah ini sulit menggenjot kinerja. Hingga akhir Juni lalu, hanya mampu membukukan pendapatan Rp 64,37 triliun, atau tumbuh tipis 0,5% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara, laba bersih susut 27% year-on-year (yoy) menjadi Rp 8,70 triliun. Di saat yang sama, beban pendapatan mencuat. Beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi emiten naik 18,9% jadi Rp 21,88 triliun. Begitu pun dengan beban interkoneksi yang naik 31,6% menjadi Rp 1,86 triliun hingga Juni lalu.
4. PT Provident Agro Tbk () sepanjang semester I tahun 2018, mencatatkan penurunan pendapatan 19,84% menjadi Rp 306,69 miliar dari Rp 382,59 miliar pada periode yang sama di tahun lalu. Beban pokok penjualan pun turun menjadi Rp 227,29 miliar dari Rp 250,77 miliar pada periode yang sama di tahun lalu. Meskipun demikian, tetap membukukan penurunan laba bersih secara drastis menjadi Rp 878,96 juta pada enam bulan pertama tahun ini dari Rp 80,02 miliar pada periode yang sama di tahun lalu. Perseroan mengungkapkan bahwa kinerja per semester I 2018 ini dipengaruhi oleh kondisi industri dan pasar CPO yang sedang tidak mendukung seperti harga CPO yang turun seiring permintaan dunia yang berkurang. Untuk memberikan nilai tambah yang berkelanjutan kepada pemegang saham, pihaknya akan tetap menjaga pertumbuhan bisnis yang positif dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki termasuk memperluas usaha di sumber daya alam.

Sumber : admin