Kilas Emiten: WSKT, WIKA, BOSS, dan DEWA
Wednesday, July 11, 2018       08:51 WIB

Ipotnews - Berikut kilas emiten yang menarik diperhatikan sebelum transaksi hari ini, Rabu (11/7):
1. PT Waskita Karya Tbk () melalui anak usaha, PT Waskita Toll Road, membidik dana segar Rp3 triliun lewat divestasi dua ruas tol. Dalam divestasi tersebut, investor diberi kesempatan untuk menjadi pemegang saham mayoritas. Dengan demikian, para pemilik dana segar berpeluang memiliki lebih dari 60% saham di dua ruas tersebut. Manajemen WTR mengungkapkan terdapat 4-5 calon investor yang tengah melakukan negoisiasi. Adapun, mereka berasal dari dalam maupun luar negeri. Sebelumnya perseroan telah mendapatkan dana segar Rp5 triliun melalui instrumen RDPT Danareksa Infrastruktur Trans Jawa. Perseroan menjadikan kepemilikan saham di cucu usaha, PT Waskita Transjawa Toll Road ( WTTR ), sebagai underlying asset. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2018, arus kas bersih dari aktivitas operasi perseroan tercatat minus Rp1,76 triliun. Posisi tersebut menyusut dari minus Rp5,50 triliun pada 31 Desember 2017.
2. PT Wijaya Karya Tbk () mengantongi nilai kontrak baru Rp20,56 triliun atau 35,91% dari target realisasi yang dipasang pada 2018. Salah satu proyek dengan nilai besar yakni Terminal Kijing, Mempawah dengan nilai Rp2,49 triliun. Dengan demikian, realisasi tersebut setara dengan 35,91% dari target kontrak baru yang dipasang perseroan tahun ini. Tercatat, membidik nilai kontrak baru Rp57,24 triliun pada 2018. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2018, mengantongi pendapatan Rp6,25 triliun. Jumlah tersebut naik 64,09% dari periode sebelumnya Rp3,81 triliun. Kendati demikian, laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk merosot 30,14% secara tahunan pada kuartal I/2018. Kontraktor pelat merah itu membukukan laba bersih Rp171,21 miliar, turun dari periode yang sama tahun lalu Rp245,07 miliar.
3. PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk () akan menambah tiga alat berat pada Agustus 2018 senilai Rp114 miliar. Manajemen menyampaikan, perusahaan optimistis untuk mempertahankan kinerja positif pada 2018. Oleh karena itu, tengah mengembangkan infrastruktur dan fasilitas penambangannya. Keputusan pembelian alat baru bertujuan mendukung produksi batu bara sejumlah 500.000 ton pada 2018. Volume itu meningkat signifikan dari realisasi 2017 sekitar 200.000--300.000 ton. Pada kuartal I/2018, perseroan telah menandatangani kontrak penjualan dengan Glencore International sebesar 250.000 ton (plus 20% opsi penambahan) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. () sebesar 150.000 ton dengan opsi penambahan 50.000 ton. Perusahaan memiliki kualitas batu hitam premium dengan kalori 6.517-7.128 Kcal/kg. Kendati memiliki kalori tinggi, kandungan sulfur dan abu masing-masing di bawah 0,6% serta 6%.
4. PT Darma Henwa Tbk () menargetkan belanja modal tahun 2018 sebesar US$ 35 juta. Merujuk pada siaran pers , sampai dengan 31 Desember 2017, belanja modal perusahaan mencapai US$ 30,17 juta atau turun 25,3% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$ 40,40 juta. RUPS perusahaan dibagi dalam dua sesi, yaitu pengesahan laporan keuangan 2017 dan perombakan jajaran direksi dan komisaris. Penurunan belanja modal tersebut terjadi karena perseroan belum memperoleh pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan karena adanya penundaan belanja modal hingga tahun 2018. Selain itu, dalam agenda rapat, perusahaan mengumumkan tak ada pembagian dividen karena membutuhkan banyak dana untuk belanja modal.

Sumber : admin