Kinerja Keuangan SMAR di Kuartal I-2020 Berbalik Rugi Rp1,41 Triliun
Wednesday, July 15, 2020       16:55 WIB

Ipotnews - Pada Kuartal I-2020, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk () atau Smart mencatatkan rugi bersih mencapai Rp1,41 triliun, padahal di periode yang sama di 2019 perseroan mampu membukukan laba bersih senilai Rp479 miliar.
Laporan kinerja laba-rugi tersebut disampaikan Smart dalam agenda Public Expose usai RUPS Tahunan di Jakarta, Rabu (15/7). Selama tiga bulan pertama tahun ini, penjualan bersih bertumbuh 2 persen menjadi Rp9,62 triliun, terutama disebabkan oleh kenaikan harga jual rata-rata selama periode berjalan yang sebagian diimbangi pula penurunan kuantitas penjualan.
Sementara itu, laba usaha dan EBITDA menurun menjadi masing-masing Rp127 miliar dan Rp502 miliar, karena dipengaruhi kenaikan beban penjualan dengan adanya pajak dan pungutan ekspor yang mulai dikutip kembali sejak awal 2020, serta kenaikan harga bahan baku.
Dengan demikian, pada Kuartal I-2020 perseroan mencatat rugi bersih sebesar Rp 1,41 triliun yang disebabkan oleh rugi selisih kurs sebesar Rp1,96 triliun dibandingkan laba selisih kurs sebesar Rp195 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Rugi selisih kurs ini sebagian besar belum terealisasi yang timbul dari translasi pinjaman berdenominasi dollar AS ke rupiah.
Pada RUPS Tahunan hari ini, para pemegang saham menyetujui untuk tidak membagikan dividen final untuk Tahun Buku 2019. Hal ini diputuskan dengan mempertimbangkan kondisi terkait ketidakpastian kondisi ekonomi dunia di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Wakil Direktur Utama dan Sekretaris Perusahaan , Jimmy Pramono, sejauh ini harga pasar CPO masih terlindung dari penurunan harga minyak mentah yang didukung oleh kegunaannya sebagai bahan pangan pokok. "Meskipun demikian, fluktuasi harga akan tetap terjadi, terutama di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19," ujar Jimmy.
Dia mengatakan, saat ini harga CPO didukung oleh terbatasnya produksi di 2020, akibat kekeringan pada 2010. "Kami berpendapat harga CPO akan tetap kuat, terutama di saat pandemi berakhir nanti. Fundamental minyak sawit dalam jangka panjang tetap baik sebagai minyak sayur yang paling banyak dikonsumsi dan didukung kegunaannya yang beragam, serta biaya produksi yang rendah," paparnya.
Per 31 Maret 2020, luas area tertanam seluas 137.300 hektar yang terdiri dari 106 hektar area inti dan selebihnya adalah area plasma. Dari total area tertanam tersebut, seluas 132.000 hektar merupakan area menghasilkan dan seluas 5.300 hektar merupakan area belum menghasilkan.
Selama Kuartal I-2020, berhasil memanen 596 ribu ton tandan buah segar (TBS) atau lebih rendah 4 persen dibandingkan panen kuartal pertama di 2019, karena kondisi musim kemarau pada tahun lalu dan program peremajaan kembali yang sedang berlangsung.
Selanjutnya, TBS tersebut diolah lebih lanjut di 16 pabrik kelapa sawit dengan jumlah kapasitas 4,35 juta ton per tahun. Perseroan memproduksi minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK) masing-masing sebesar 136 ribu ton dan 36 ribu ton pada kuartal yang sama tahun lalu. Tingkat ekstraksi minyak sawit mencapai 21,4 persen, sedangkan tingkat ekstraksi inti sawit sebesar 5,7 persen.
RUPS hari ini juga menyetujui susunan direksi dan dewan komisaris yang baru. Adapun susunan pengurus untuk asa jabatan 2020-2025 tersebut adalah sebagai berikut:
Direksi
Direktur Utama: Jo Daud Dharsono
Wakil Direktur Utama: Jimmy Pramono
Wakil Direktur Utama: Irwan Tirtariyadi
Direktur: Franciscus Costan
Direktur: Gianto Widjaja
Direktur: D Agus Purnomo
Direktur: Yovianes Mahar
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama:Franky Oesman Widjaja
Wakil Komisaris Utama: Muktar Widjaja
Wakil Komisaris Utama: Rafael Buhay Concepcion, Jr
Komisaris: Lukmono Sutarto
Komisaris Independen: Teddy Pawitra
Komisaris Independen: Susiyati B Hirawan
Komisaris Independen: Ardhayadi
(Budi)

Sumber : Admin