Ipotnews - PT XL Axiata Tbk (; Buy; TP Rp2,500) membukukan kinerja pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) pada kuartal IV 2018 (4Q18) sejalan dengan perkiraan. Saham perseroan bertahan di rekomendasi Buy dengan target harga Rp2.500.
"Pendapatan sejalan dengan perkiraan konsensus dan perkiraan kami. Kami telah memberi rating Buy (saham ) dengan target harga Rp2.500. Saat ini diperdagangkan pada EV/EBITDA 2019 setara 4,3x," papar Tim Analis Indo Premier Sekuritas dalam catatan risetnya, Senin (18/2).
Menurut data perseroan, pelanggan sedikit naik yakni 2% (qoq) denagn rerata pendapatan per pengguna ( ARPU ) naik 3% (qoq) pada 4Q18. Pendapatan data berkontribusi 69% pada 4Q18 berbanding 64% pada 3Q18. Pendapatan data 4Q18 tumbuh 10% (qoq) berkat pertumbuhan traffict. Namun, imbal hasil efektif data pada 4Q18 menurun sebesar 2% (qoq), sesuai perkiraan saat kami melihat menyasar pendapatan tambahan (pemanfaatan jaringan belum optimal) dan transisi ke 4G.
Tim Analis juga menyatakan EBITDA perseroan sesuai dengan konsensus dan target perseroan 2018, di mana EBITDA 4Q18 secara kuartalan (qoq) tumbuh lebih tinggi dari yang dibukukan Telkomsel (3% qoq) berdasarkan data Singtel. "Kami melihat marjin EBITDA sedikit naik menjadi 39% pada 4Q18 dari 37% pada 3Q18, berkat penurunan biaya interkoneksi dan biaya infrastruktur yang flat (penghematan dalam pembaruan menara yang ada). Kami memperkirakan margin EBITDA 2019 sebesar 37%, masih dalam kisaran target perseroan (margin di level 30-an)," tambah Tim Analis.
Lalu, laba operasional di bawah perkiraan Indo Premier dan konsensus karena percepatan one-off depresiasi sebesar Rp4,1 triliun (seperti yang diperkirakan). "Kami menghitung penghematan biaya dari depresiasi sebesar Rp500milyar yang dapat membantu untuk mencapai perputaran laba bersih tahun ini (dengan pembayaran dividen 30%). Target penyusutan dan amortisasi mungkin flat atau sedikit lebih rendah (yoy) berbanding depresiasi dinormalisasi pada 2018. Kami mencatat akselerasi depresiasi 28% di atas perkiraan kami dan 10% di atas konsensus."
Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp3,3 triliun karena percepatan one-off depresiasi dan penghapusan write-off senilai Rp4,2 triliun. "Dengan asumsi semuanya sama, jika kami menurunkan biaya penyusutan 2019 sebesar Rp500miliar, itu akan menghasilkan perputaran laba bersih menjadi positif Rp47milyar (vs rugi bersih 2018 sebesar Rp3,3 triliun). Kami belum memasukkan penghematan biaya penyusutan dalam taksiran kami."
Secara umum, sebut Tim Analis, pandangan sedikit positif pada dengan mempertimbangkan perputaran laba di 2019, sinyal awal peningkatan ARPU (dari pelanggan up-selling), dan risiko valas yang lebih rendah meskipun lingkungan penetapan harga yang sedikit hati-hati dari , keterlambatan kenaikan harga data yang kuat, dan kemajuan negosiasi layanan terkelola tahun ini.
3Q18 | 4Q18 | QoQ | YoY | FY17 | FY18 | YoY | 4Q18 / 4Q18E (%) | FY18 / FY18E (%) | FY18 / cons (%) | ||
Sales | 5,846 | 6,047 | 3.4% | 1.2% | 22,876 | 22,939 | 0.3% | 100.3% | 100.1% | 100.1% | |
EBITDA | 2,176 | 2,350 | 8.0% | 10.9% | 8,321 | 8,512 | 2.3% | 104.5% | 101.2% | 100.6% | |
EBITDA excl. one-off severancei in 4Q17 | 2,176 | 2,350 | 8.0% | -5.0% | 8,722 | 8,512 | -2.4% | 104.5% | 101.2% | 100.6% | |
Op. Profit | 252 | -3,644 | NM | NM | 1,370 | -3,108 | -326.9% | -1185.7% | -368.7% | -315.2% | |
Op.profit excl. accelerated depr and write off | 252 | 546 | 116.80% | 114.4% | 1,370 | 1,082 | -21.1% | 177.6% | 128.3% | 109.7% | |
Net Profit | -62 | -3,153 | NM | NM | 375 | -3,297 | NM | NM | NM | NM | |
Core Profit | -24 | 67 | NM | -81.4% | 489 | -72 | -114.8% | NM | NM | NM |
Operational Statistics | 1Q18 | 2Q18 | 3Q18 | 4Q18 | % YoY | % QoQ |
Subscribers | 54,504 | 52,891 | 53,854 | 54,924 | 3% | 2% |
ARPU | 30 | 31 | 31 | 32 | -6% | 3% |
Data Yield (Rp/mb) | 8.1 | 6.7 | 6.7 | 6.5 | -36% | -2% |
BTS | 105,792 | 111,786 | 116,134 | 118,596 | 17% | 2% |
BTS - 4G only | 20,189 | 24,685 | 28,028 | 29,772 | 71% | 6% |
Sumber : admin