Kinerja Kuat, Target Harga Saham PTBA Naik Jadi Rp5.800
Wednesday, November 14, 2018       19:21 WIB

Ipotnews - Kinerja kuat di kuartal III 2018 (3Q18) yang dicatat PT Bukit Asam Tbk () mendorong Indo Premier Sekuritas menaikkan target harga untuk saham perseroan, dari sebelumnya Rp5.100 menjadi Rp5.800.
(Rp4,650; Buy) membukukan kenaikan laba bersih 50% (qoq) dan 75% (yoy) dengan raihan Rp1,35 triliun. Dengan capaian itu, laba bersih untuk sembilan bulan 2018 (9M18) mencapai Rp3,93 triliun, naik 50% (yoy). Jumlah laba tiga kuartal itu sesuai dengan perkiraan konsensus untuk laba total 2018 (75%), bahkan di atas perkiraan Indo Premier Sekuritas (80%). Laba yang kuat terutama berasal dari kenaikan harga rata-rata penjualan (ASP) yang lebih tinggi sebesar Rp842 ribu per ton (+12,9% yoy) di 9M18.
Laba operasi tumbuh 11% qoq dan 34% yoy menjadi Rp1,65 triliun di 3Q18, sehingga total laba operasi untuk 9M18 menjadi Rp5,17 triliun, naik 40% yoy dan mewakili masing-masing 80% dan 82% perkiraan konsensus dan perkiraan Indo Premier kami total laba operasi 2018. "Harap dicatat bahwa melaporkan hasil 9M18 belum termasuk pendapatan tambahan dari kuota transfer kewajiban batubara domestik (DMO) yang saat ini masih dalam proses negosiasi dan verifikasi dengan pembeli dan regulator," papar Tim Analis Indo Premier Sekuritas dalam review-nya, Rabu (14/11).
Pada pertemuan terakhir dengan analis, manajemen menyatakan bahwa kelebihan kuota DMO telah mencapai 5 juta ton pada 9M18. Tim Analis Indo Premier memperkirakan pada akhir 2018, kelebihan kuota DMO perseroan akan mencapai 6,3 juta ton. "Perhatikan bahwa kami telah menyertakan penghasilan tambahan dari transfer kuota DMO dalam perkiraan penghasilan baru untuk 2018-2019. Kami memperkirakan penghasilan tambahan (setelah pajak) dari kuota DMO akan mencapai Rp530 miliar dalam 2018 dan Rp600 miliar di 2019, dengan asumsi kuota DMO berlebih dari 25% (dari total volume produksi), harga transfer kuota sebesar US $ 8 per ton, dan nilai rupiah terhadap dolar Rp14.000," papar Tim Analis.
Dalam review-nya, Tim Analis menaikkan perkiraan laba sebesar 23,8% dan 18,6% untuk 2018 dan 2019, seiring masuknya pendapatan transfer kuota DMO dan Tim Analis juga merevisi perkiraan ASP sebesar 1,1% dan 2,8% untuk 2018 dan 2019, karena ASP batubara yang lebih baik dari perkiraan pada 9M18.
"Kami mempertahankan asumsi harga batubara untuk 2019 yang diterjemahkan menjadi ASP batubara flat sebesar US$60 per ton untuk 2018 dan 2019. Meskipun demikian, kami yakin kinerja laba akan mengungguli perusahaan setara, berkat rasio pengupasan yang dapat dikelola dan peningkatan volume angkutan kereta api batubara.
Dengan review terbaru itu, lanjut Tim Analis, saham tetap direkomendasi buy (beli), namun dengan target harga yang lebih tinggi, yakni Rp5.800 dari sebelumnya Rp5.100. "Kami mempertahankan rating Buy dengan potensi kenaikan 25% ke target harga baru kami (berbasis DCF, WACC : 14,3%, TG: 2%) yang menyiratkan P / E 2018 dan 2019 masing-masing 11,0 kali dan 10, kali. TP baru kami berasal dari estimasi pendapatan yang lebih tinggi, roll-over tahun penilaian dasar hingga 2019, dan asumsi tingkat bebas risiko yang lebih tinggi sebesar 8,5% (sebelumnya 7,5%)," lanjut Tim Analis.

Year To 31 Dec

2016A

2017A

2018F

2019F

2020F

Revenue (RpBn)

14,059

19,471

21,674

24,668

27,325

EBITDA (RpBn)

2,959

6,575

8,028

8,626

8,646

EBITDA Growth (%)

7.7

122.2

22.1

7.5

0.2

Net Profit (RpBn)

2,006

4,476

6,080

6,578

6,639

EPS (Rp)

190

425

528

571

576

EPS Growth (%)

(1.5)

123.1

24.3

8.2

0.9

Net Gearing (%)

(19.6)

(23.3)

(32.9)

(36.5)

(38.9)

PER (x)

24.4

10.9

8.8

8.1

8.1

PBV (x)

4.6

3.6

3.2

2.9

2.7

Dividend Yield (%)

1.2

1.2

6.3

9.1

9.8

EV/EBITDA (x)

17.3

7.9

7.4

7.0

7.1

 Source: , IndoPremier 

 Share Price Closing as of :   13-November-2018 


Sumber : admin