Kinerja Kuat dan Prospek Moncer, Target Harga Saham SSIA Sedikit Naik
Friday, March 08, 2019       19:46 WIB

Ipotnews - Target harga PT Surya Semesta Internusa Tbk ( SSIA ) sedikit meningkat menjadi Rp720 dari sebelumnya Rp700 per saham, seiring catatan kinerja yang kuat di 2018 (FY18) dan kenaikan perkiraan laba bersih untuk tahun financial 2019 (FY19F) dan 2020 (FY20F).
Kenaikan target harga tersebut tertuang dalam catatan riset yang dirilis Tim Analis Indo Premier Sekuritas pada pekan ini, Kamis (7/3).
Sebelumnya dilaporkan, SSIA membukukan laba bersih yang kuat senilai Rp52 miliar (-96% yoy), jauh di atas perkiraan Indo Premier (Rp11 miliar) and perkiraan konsensus (-Rp2 miliar). Marjin kotor dan marjin operasi sedikit naik masing-masing 20 and 30 basis poin (bps) pada FY18, didukung pertumbuhan top line 12,5% (yoy). Marjin bersih juga meningkat menjadi 1,4% pada FY18 (berbanding -6,3% pada FY17 (di luar divestasi tol Cipali senilai Rp1,8 triliun), yang terutama didukung penurunan biaya pendanaan sebesar 30% dan pemasukan kuat dari perusahaan patungan (JV) senilai Rp31 miliar (berbanding rugi Rp3 miliar pada FY17). Secara kuartalan, SSIA juga membukukan laba bersih yang kuat sebesar Rp118 miliar pada kuartal IV 2018 (4Q18) berbanding minus Rp10bn (3Q18) dan minus Rp51 miliar (4Q17) di luar divestasi, yang merupakan pencapaian terkuat sejak kuartal 1 2016 (1Q16).
Anak usaha perseroan, NRCA , membukukan laba bersih Rp118 miliar di FY18 (-23% yoy), yang tumbuh 45% (yoy) jika dikecualikan keuntungan sekali dapat dari porsi keuntungan NRCA dari divestasi tol Cipali senilai Rp97 miliar. Sepanjang FY18, NRCA membukukan kontrak baru yang flat senilai Rp2,7 triliun (-4% yoy), yang membawa total order book senilai Rp4,4 triliun ((+6% yoy). Sementara burn rate NRCA relatif terjaga di 35,6% (FY17: 34,0%), NRCA membukukan pendapatan Rp2,5 triliun pada FY18 (+13% yoy). Sehingga, NRCA berkontribusi 67% terhadap pendapatan SSIA di FY18, relatif sama dengan kontribusi FY17 sebesar 66%. Ke depan, Tim Analis Indo Premier meyakini NRCA akan mampu mempertahankan kontribusinya terhadap pendapatan SSIA sekitar 67-69%.
Indo Premier menaikkan perkiraan laba bersih SSIA pada FY19F/20F masing-masing 13% dan 5%, seiring prospek penurunan 30% biaya pendanaan sebagai konsekuensi penurunan 34% beban bunga dari utang SSIA . Selanjutnya, Indo Premier juga memperkirakan peningkatan kinerja bisnis hospitality perseroan, dengan Batiqa hotels and Melia Bali telah mulai mendapatkan okupansi yang lebih baik, masing-masing 64% and 85% (FY17: 60% and 80%). Buktinya, pada FY18, ketika bisnis hospitality SSIA membukukan GPM yang lebih tinggi di 65% (FY17: 63%).
"Kami mempertahankan rating Buy saham SSIA karena hasil FY18 yang lebih kuat dari perkiraan yang didukung semua lini bisnis SSIA . Dengan prospek laba bersih yang lebih kuat ke depan, kalkulasi RNAV kami sedikit naik menjadi Rp720/saham (dari sebelumnya Rp700). Saham SSIA saat ini diperdagangkan pada diskon 56% terhadap perkiraan RNAV kami atau P/B FY19F 0,6 kali, yang kami yakini tidak adil karena perusahaan dinilai di bawah nilai inventaris dan nilai akuisisi lahannya," papar Tim Analis Indo Premier.

Year To 31 Dec

2017A

2018A

2019F

2020F

2021F

Revenue (RpBn)

3,274

3,682

3,929

4,353

4,755

EBITDA (RpBn)

367

408

306

416

407

EBITDA Growth (%)

(35.2)

11.0

(24.9)

35.7

(2.1)

Net Profit (RpBn)

1,178

52

50

109

141

EPS (Rp)

250

11

11

23

30

EPS Growth (%)

1,786.4

(95.6)

(3.7)

116.6

29.4

Net Gearing (%)

25.1

3.1

13.6

15.9

13.9

PER (x)

2.4

53.7

55.7

25.7

19.9

PBV (x)

0.6

0.6

0.6

0.6

0.6

Dividend Yield (%)

1.8

3.3

0.1

0.1

0.3

EV/EBITDA (x)

7.4

10.8

6.7

10.0

7.8

 Source: SSIA , IndoPremier 

 Share Price Closing as of :   6-March-2019 

Sumber : admin