Ipotnews - Meski mencatat kinerja lemah pada semester I 2018, Indo Premier Sekuritas mempertahankan pandangan positif terhadap prospek PT Bumi Serpong Damai Tbk (), berkat bank tanah yang besar dan kuatnya penjualan pemasaran. Saham perseroan tetap dipertahankan di rating "buy" namun dengan target harga yang dipangkas menjadi Rp2.200 dari sebelumnya Rp2.400.
Dalam catatan risetnya yang dirilis Senin (30/7) siang, Tim Analis Indo Premier menyatakan bahwa target harga saham senilai Rp2.200 tersebut mewakili rasio P/E untuk 2018 sebesar 37,7 kali.
Sebelumnya, melaporkan laba bersih di bawah perkiraan pada semester I. Alhasil, perkiraan kinerja dan prospek saham perseroan tahun ini oleh Indo Premier Sekuritas akan dikaji ulang (review). "Keprihatinan kami ada pada peningkatan level utang dan paparan utang perseroan terhadap mata uang asing. Kami akan review perkiraan kami karena hasil semester I yang lemah," papar Tim Analis Indo Premier Sekuritas dalam catatannya, Senin (30/7) pagi.
(Rp1,490; Buy) melaporkan laba bersih semester I 2018 hanya Rp409 miliar atau merosot 80 persen (yoy), serta hanya setara 14 persen perkiraan konsensus untuk total laba 2018. Pendapatan dilaporkan sebesar Rp3,1 triliun atau turun 26 persen (yoy) pada semester I 2018, hanya 38 persen perkiraan konsensus untuk total 2018. Marjin kotor dan marjin operasi turun masing-masing 160 basis poin (bps) and 1.000 bps menjadi 71,8 persen and 36,4 persen, seiring tingginya pencapaian pada semester I 2017 dan kenaikan biaya operasional menjadi Rp1,1 triliun atau naik 16 persen (yoy).
Adapun marjin bersih juga anjlok menjadi hanya 13,1% pada semester I 2018 berbanding 47,7 persen pada semester I 2017 dan 23,9 persen pada kuartal 1 2018, karena kerugian kurs senilai Rp236 miliar dan biaya bunga Rp410 miliar (naik 45% yoy). Secara kuartalan, pada kuaral kedua, melaporkan laba hanya Rp2 miliar atau anjlok 99 persen (qoq) dan 100 persen (yoy).
Namun, pada sisi lain, mencatat penjualan pemasaran semesteran terkuat yang pernah dicapai, yakni Rp3,8 triliun atau naik 50% (yoy) pada semester I 2018, serta setara dengan 53 persen target perseroan untuk tahun ini yang sebesar Rp7,2 triliun.
Penjualan pemasaran dikontribusikan dari kenaikan pada penjualan apartemen, plot lahan komersial, dan residensial masing-masing senilai Rp865 miliar (naik42% yoy), Rp888 miliar (naik 543% yoy), dan Rp1,7 triliun (naik 64% yoy). Sektor residensial berkontribusi 47% terhadap total penjualan pemasaran, dan di pihak lain, unit bisnis komersial berkontribusi 53%.
Selain memangkas target harga saham , Tim Analis Indo Premier juga menurunkan perkiraan laba bersih perseroan masing-masing sebesar 12 persen untuk 2018 dan 8 persen untuk 2019. Pemangkasan didasarkan pada kerugian tercatat perseroan dalam kurs asing yang sebesar Rp236 miliar pada semester I 2018, juga Tim Analis memperkirakan akan membayar bunga pinjaman lebih tinggi masing-masing 67% untuk 2018 dan 91 persen pada 2019. Hal ini sebagai dampak dari kenaikan pinjaman bank jangka panjang senilai Rp3,3 triliun (naik 148% yoy) dan pembayaran obligasi Rp10 triliun (naik 73% yoy) dari rilis senior notes GPC IV dan V senilai total USD300 juta.
Year To 31 Dec | 2016A | 2017A | 2018F | 2019F | 2020F |
Revenue (RpBn) | 6,522 | 10,347 | 8,482 | 8,786 | 9,675 |
EBITDA (RpBn) | 2,965 | 5,610 | 4,101 | 4,277 | 4,871 |
EBITDA Growth (%) | (1.7) | 89.2 | (26.9) | 4.3 | 13.9 |
Net Profit (RpBn) | 1,796 | 4,920 | 2,678 | 2,862 | 3,230 |
EPS (Rp) | 93 | 256 | 139 | 149 | 168 |
EPS Growth (%) | (16.0) | 173.9 | (45.6) | 6.9 | 12.9 |
Net Gearing (%) | 16.1 | 11.3 | 2.3 | 5.3 | 5.5 |
PER (x) | 16.0 | 5.8 | 10.7 | 10.0 | 8.9 |
PBV (x) | 1.2 | 1.0 | 0.8 | 0.7 | 0.7 |
Dividend Yield (%) | 1.0 | 0.7 | 2.6 | 1.4 | 1.5 |
EV/EBITDA (x) | 8.4 | 4.5 | 6.8 | 6.2 | 5.4 |
Source: , IndoPremier | Share Price Closing as of : 27-July-2018 | ||||
Sumber : admin